Liputan6.com, Denver - Setahun sudah Jake Dirks, berusia 29 tahun mengalahkan penyakit mematikan kanker otak. Dan kini ia pun melakukan hal gila untuk menyempurnakan kesehatannya yaitu dengan mendaki gunung Kilimanjaro, gunung tertinggi di Afrika.
"Ketika Anda sedang hiking delapan jam sehari, Anda memiliki banyak waktu untuk berpikir tentang kehidupan. Dan saya diberkati untuk dapat bertahan hidup dari kanker," katanya, dilansir laman Today, Minggu (28/8/2016).
Pada 2014, Dirks, sebagai kiper melakukan pertandingan, tiba-tiba kepalanya beradu dengan lutut seseorang. Usai pertandingan ia merasakan hal aneh, namun dirinya tak berpikir mengalami gegar otak.
Advertisement
Malam harinya, saat menggosok gigi Dirks pingsan. Ia menderita kejang grand mal, dan dokter menemukan sesuatu yang mengejutkan, ada massa besar di lobus frontal kanan otaknya.
"Jika saya tidak bermain sebagai kiper hari itu, mungkin akan memburuk," lanjutnya. Dokter pun merekomendasikan operasi untuk mengangkat massa.
Tapi sebelum terjadi, Dirks dan kekasihnya, Tiernay menikah tanpa menunggu lebih lama lagi. "Tumor, astroblastoma, menyamarkan diri sebagai jaringan otak sehingga dokter sulit membedakan antara jaringan sehat dan kanker. Dalam waktu kurang dari seminggu, dokter melakukan dua operasi untuk menghapus sebanyak mungkin kanker. Mereka mengambil sebagian dari lobus frontal kanan saya," ujar Dirks.
Setelah menjalani perawatan selama dua bulan, Dirks juga mulai kemoterapi. Dokter sempat mengatakan kalau Dirks sulit memiliki anak. Tapi sebulan setelahnya, ia senang istrinya hamil.
Setahun menjalani kemo, warga Denver ini pun dinyatakan bebas kanker. Dan tanpa disengaja ia bertemu dengan survivor kanker yang pertama mendaki Gunung Everest, Sean Swarner, yang juga mendirikan Asosiasi Pendaki Kanker.
Swarner pun mendorong Dirks untuk melakukan perjalanan ke puncak gunung. "Apa yang dia lalui menakjubkan, dan dia memberi saya harapan dan inspirasi."
Untuk mempersiapkan segalanya, Dirks pun bekerja di gym selama satu jam sehari. Malamnya, ia mendaki bersama istri dan putrinya, Della. Pada akhir pekan, mereka mendaki pegunungan setinggai 14.000 kaki. Dirks yakin jika dirinya mampu mendaki itu, maka Kilimanjaro yang setinggi 19.431 bisa dilewatinya.
Pada Juli ia pun mendaki Gunung Kilimanjaro. Ketika dirinya berjuang dan bertanya-tanya apa yang ia lakukan, salah satu pendaki lainnya mengingatkan pada hari terjebaknya di ranjang rumah sakit dan melekat tabung. Bahkan berjalan menjadi tantangan yang sulit.
"Ini menjadi pengalaman yang paling menakjubkan yang pernah saya miliki. Jika pikiran Anda bisa mengalahkan kanker, Anda pun bisa ke puncak Kilimanjaro. Anda harus memiliki harapan yang bisa Anda lakukan," tandasnya.
Â
Â
Â