Begini Proses Panjang Penularan Hepatitis C

Hepatitis C diyakini ditularkan melalui darah, namun Anda perlu tahu fakta lain..

oleh Muhammad Sufyan diperbarui 30 Agu 2016, 06:30 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2016, 06:30 WIB
5 Hal yang Harus Kamu Ketahui dari Penyakit Hepatitis B
Sejauh apakah kamu megetahui Hepatitis B?

Liputan6.com, Jakarta Hepatitis C diyakini ditularkan melalui darah. Namun, tidak seperti jenis virus lain seperti HIV, hampir semua sumber darah atau produk darah tampaknya mampu membawa virus, bahkan termasuk sumber tidak langsung, seperti pisau cukur. Hal ini membuat hepatitis C jauh lebih menular daripada kebanyakan virus lainnya.

Banyak korban hepatitis C tertular penyakit melalui transfusi darah pada 1970-an dan 1980-an. Bloodscreening efektif untuk virus ini dikembangkan dan diimplementasikan pada 1990 yang menurunkan tingkat pasca-transfusi hepatitis kurang dari 5% pada 1990-1993. Sejak itu, terjadi penurunan risiko yang signifikan menjadi kurang dari 1 persen setelah tahun 1993.

Namun di dunia, seperti dilaporkan NHS, Selasa (29/8/2016), kejadian infeksi hepatitis C di antara penderita hemofilia tetap tinggi hingga 1993 karena plasma yang digunakan untuk mengobati penyakit ini sering merupakan campuran dari berbagai donor yang berbeda. Meski begitu, kejadian infeksi baru di kalangan penderita hemofilia dengan cepat mendekati nol setelah metode yang lebih baik mulai diterapkan.

Tato dan banyak praktik tindik tubuh bahkan akupunktur dan tindik telinga,  juga berkontribusi signifikan terhadap penyebaran hepatitis C, bahkan di negara-negara seperti Amerika dan Inggris. Cedera akibat jarum suntik, peralatan medis yang terkontaminasi, dan tumpahan darah dalam perawatan kesehatan juga berperan serta.

Perilaku berisiko yang paling signifikan untuk infeksi HCV adalah penggunaan narkoba, khususnya penggunaan narkoba suntik--yang bertanggung jawab pada sekitar 30-40 persen dari semua kasus terdiagnosis hepatitis C.

Seperti HIV, berbagi jarum terkontaminasi dan kepemilikan obat lain meningkatkan kesempatan infeksi secara dramatis. Risiko infeksi di antara pengguna narkoba jarum suntik telah melampaui angka 50 persen dalam banyak penelitian, dan mencapai 100 persen penularan pada orang lain.

Pengguna kokain juga telah terdeteksi menularkan virus yang diakibatkan oleh kebiasaan berbagi sedotan untuk menghisap bubuk jenis narkotik ini.

Selain itu, kegiatan heteroseksual atau homoseksual dengan beberapa partner seks telah diidentifikasi dengan jelas sebagai cara penularan yang cukup berisiko tinggi. Tetapi sayangnya belum ada angka pasti akibat masih rendahnya keterbukaan penderita kelalaian seksual ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya