Pengertian

Hepatitis C merupakan infeksi akibat virus yang menyebabkan terjadinya peradangan pada hati. Virus hepatitis C menyebar melalui darah yang terkontaminasi. Bila tidak ditangani, kondisi ini berpotensi untuk menyebabkan kerusakan pada hati seiring dengan berjalannya waktu. Oleh sebab itu, deteksi dan penanganan dini dari hepatitis C merupakan hal yang sangat penting.

Kondisi di mana seseorang mengalami infeksi jangka panjang oleh virus hepatitis C disebut sebagai hepatitis C kronik. Hepatitis C kronik umumnya tidak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun, hingga virus menyebabkan terjadinya kerusakan pada hati yang cukup signifikan, yang menyebabkan timbulnya tanda dan gejala dari penyakit hati.

Penyebab

Infeksi hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C. Infeksi tersebut dapat menular melalui darah yang terkontaminasi saat virus masuk ke aliran darah seseorang yang belum terinfeksi.

Secara umum, virus hepatitis C (HCV) memiliki beberapa jenis. Jenis yang tersering di Amerika Serikat dan Eropa adalah tipe 1, dan tipe 2 lebih jarang ditemui di daerah tersebut. Sedangkan, di bagian dunia lain, tipe 1 dan 2 cukup sering ditemui, baik di Timur Tengah, Asia, maupun Afrika.

Hepatitis C

Gejala

Hepatitis C seringkali tidak menunjukkan gejala hingga hati telah mengalami kerusakan yang cukup signifikan. Oleh sebab itu, banyak orang yang mungkin telah terinfeksi namun tidak mengetahuinya karena tidak mengalami gejala.

Beberapa tanda dan gejala yang dapat diamati pada hepatitis C adalah:

  • Nyeri pada otot
  • Demam
  • Rasa lelah sepanjang hari
  • Penurunan nafsu makan
  • Nyeri perut
  • Mudah mengalami perdarahan
  • Mudah mengalami lebam
  • Rasa gatal pada kulit
  • Urine yang berwarna gelap
  • Penumpukan cairan di perut
  • Kekuningan pada kulit dan mata
  • Penurunan berat badan
  • Pembengkakan pada kaki
  • Kebingungan, rasa lelah, dan bicara yang tidak jelas
  • Tampilan pembuluh darah yang menyerupai laba-laba pada kulit

Setiap infeksi hepatitis C kronik umumnya didahului oleh fase akut. Hepatitis C akut umumnya tidak terdiagnosis karena jarang menunjukkan gejala. Namun, bila terdapat tanda atau gejala, yang umumnya diamati adalah kuning pada kulit dan mata, diikuti oleh rasa lelah, mual, demam, dan nyeri otot.

Tanda dan gejala dari hepatitis C akut dapat timbul satu hingga tiga bulan setelah seseorang terekspos virus, dan dapat berlangsung selama dua minggu hingga tiga bulan.

Diagnosis

Seseorang yang memiliki tanda dan gejala yang konsisten dengan hepatitis C berdasarkan wawancara medis dan pemeriksaan fisik secara langsung dapat disarankan untuk melakukan pemeriksaan darah untuk dievaluasi lebih lanjut.

Namun, karena sebagian besar kasus tidak menunjukkan tanda dan gejala, diagnosis dari hepatitis C juga dapat ditegakkan melalui pemeriksaan skrining atau penapisan, terutama pada kelompok individu dengan risiko lebih tinggi untuk terekspos virus hepatitis C.

Beberapa kelompok risiko yang disarankan untuk melakukan skrining hepatitis C adalah:

  • Individu yang pernah menggunakan obat-obat terlarang suntik atau dihirup
  • Individu dengan hasil fungsi hati abnormal dengan penyebab yang tidak diketahui
  • Bayi yang lahir dari ibu yang mengalami hepatitis C
  • Petugas kesehatan yang pernah terekspos pada darah atau jarum suntik secara tidak sengaja
  • Individu yang telah menjalani perawatan hemodialisis (cuci darah) jangka panjang
  • Individu yang terinfeksi HIV
  • Individu yang berhubungan seksual dengan jumlah pasangan multipel, atau dengan pasangan yang telah terdiagnosis mengalami hepatitis C

Selain pemeriksaan darah untuk memeriksa HCV, juga dapat dilakukan beberapa pemeriksaan lainnya seperti pemeriksaan fungsi hati, pemeriksaan viral load atau jumlah virus hepatitis C dalam tubuh, serta pemeriksaan biopsi hati bila dinilai diperlukan.

Pengobatan

Pengobatan hepatitis C dapat dilakukan dengan beberapa metode. Salah satunya adalah pemberian obat antivirus, yang bertujuan untuk mengeliminasi virus dari tubuh. Target dari pemberian obat antivirus adalah tidak adanya virus hepatitis C yang terdeteksi di tubuh setidaknya 12 minggu setelah menyelesaikan pengobatan.

Penentuan jenis obat antivirus yang digunakan dan durasi pengobatan bergantung dari tipe virus hepatitis C, adanya kerusakan hati yang telah terjadi, adanya pengobatan yang telah dikonsumsi sebelumnya, dan adanya kondisi kesehatan lain yang dialami.

Pencegahan

Terdapat beberapa cara untuk mencegah terinfeksi hepatitis C, termasuk:

  • Menghindari penggunaan obat-obat terlarang suntik, yang digunakan bersamaan dengan orang lain.
  • Tidak bertukar sikat gigi, alat cukur, dan beberapa peralatan lainnya yang dapat terkontaminasi oleh darah.
  • Walaupun risiko tertular hepatitis C melalui hubungan seksual relatif rendah, hal ini mungkin terjadi bila terdapat darah saat berhubungan, misalnya darah dari menstruasi atau perdarahan minor.
Tampilkan foto, video, dan topik terkait
Loading