Liputan6.com, Jakarta Bukan pengguna narkoba, bukan juga penganut seks bebas, tapi wanita yang akrab disapa Achi ini terinfeksi HIV di 2005. Awal mengetahui terinfeksi HIV, dunia Achi seakan hancur. Sampai-sampai dia dulu berpikir menunggu mati saja. Namun itu cerita lama, kini ia melihat virus yang menyerang sistem kekebalan tubuhnya sebagai berkah.
Terinfeks iHIV membuat Achi tergabung dalam Ikatan Perempuan Positif Indonesia. Dalam komunitas ini, ia bertemu dengan teman-teman yang memiliki pengalaman serupa dengannya.
"Ya jadi lihat sebagai berkah, luck, kalau enggak kena HIV apa iya saya bisa punya teman dari seluruh Indonesia. Sekarang saya juga punya banyak teman dari luar negeri, tahu informasi-informasi terbaru mengenai HIV," ungkap Achi usai acara yang digelar Yayasan AIDS Indonesia di Jakarta pada Senin (21/11/2016).
Advertisement
Perbincangan dengan Achi sore ini juga tak lepas dari canda tawa. Setelah belasan tahun, Achi baru bisa melihat virus ini sebagai berkah, tapi jangan tanya bagaimana perasaan di awal ia diberitahu terkena HIV. Achi merasa hidupnya ada di level paling bawah.
"Sekarang sih saya bisa tertawa, tapi kalau dulu nangis bombai, Mbak," tuturnya penuh semangat.
Bagaimana tidak sedih, Achi tidak menyangka ada virus yang tidak bisa disembuhkan masuk ke tubuhnya. Apalagi, virus ini didapatkan dari orang yang dicintainya.
"Dulu saya tahu (apa itu) HIV. Tapi enggak nyangka masuk dalam kehidupan saya. HIV datangnya dari suami saya," kata Achi.
Saat itu, di 2005 suami Achi sakit. Lalu, suaminya kemudian menjalani pemeriksaan darah termasuk tes HIV. Rupanya, suaminya positif HIV. Sebagai istri, Achi pun menjalani tes HIV. Dan hasilnya positif.
"Terima kasih, saya dikasih bonus," kenangnya.
Setelah didiagnosis HIV, selang tiga bulan kemudian sang suami dipanggil Tuhan Yang Maha Kuasa. Achi pun harus berjuang hidup sendiri. Â
Â
Sebarkan informasi
Sebarkan informasi
Kondisi HIV membuat daya tahan tubuh Achi lemah. Serangan penyakit bertubi-tubi menderanya.
Pertama-tama dia pun terinfeksi penyakit yang menyerang paru-paru yakni tuberkulosis (TB). Lalu herpes juga datang. Diare selama tiga bulan juga hadir. Kondisi ini membuat wanita ini mulai mengonsumsi ARV yakni obat antiretroviral yang berfungsi menekan perkembangan virus HIV dalam tubuhnya.
"Butuh waktu dua tahun dengan mengalami aneka penyakit lain, baru saya mau mengonsumsi ARV," tuturnya.
Sejak saat itu, ia rutin mengonsumsi ARV. Setiap hari ia mengonsumsi dua pil kombinasi ARV.
Achi merasa masih banyak orang yang tidak tahu tentang HIV serta pencegahan dan penularannya. Karena ketidaktahuan banyak wanita yang terinfeksi HIV menurunkan ke bayi yang dikandung.
"Beruntung saya tinggal di Jakarta banyak informasi. Bagaimana dengan wanita-wanita yang di desa?" tanyanya.
Berdasarkan itulah kini ia aktif dalam kegiatan Ikatan Perempuan Positif Indonesia. Lewat informasi, wanita yang terinfeksi HIV bisa mencegah penularan ke keluarganya.Â
Â
Menikah kembali dan punya anak
Menikah kembali dan punya anak
Masih banyak orang dengan cinta tanpa syarat di dunia ini. Termasuk suami kedua Achi yang negatif dari HIV. Kondisi Achi terinfeksi virus HIV tak membuat gentar pria tersebut meminangnya sebagai istri.
Achi pun membuktikan dengan pengetahuan yang baik tentang HIV ia bisa melahirkan anak dengan sehat dan negatif HIV. "Sekarang dia sehat, usianya sudah 2,5 tahun," papar Achi bahagia.
Satu lagi, Achi membuktikan sebagai orang dengan HIV juga bisa produktif. Wanita kelahiran 1978 ini bekerja sebagai pegawai swasta di bidang distribusi.
"Perusahaan mengetahui kondisi saya dan mereka menerimanya, yang terpenting saya bekerja dengan baik," tuturnya.