Kurangi Penggunaan Media Sosial, Dijamin Lebih Bahagia

Media sosial menjadi tempat di mana rasa iri hati antar satu sama lain bisa tumbuh.

oleh Adanti Pradita diperbarui 30 Des 2016, 16:30 WIB
Diterbitkan 30 Des 2016, 16:30 WIB
Media sosial anak
Media sosial menjadi tempat di mana rasa iri hati antar satu sama lain bisa tumbuh.

Liputan6.com, Jakarta Memasuki era digital, hampir semua orang seantero dunia disibukkan dengan hal-hal yang bisa diakses melalui perangkat teknologi masing-masing. Kini bergaul tidak mal atau melibatkan komunikasi dari mulut ke mulut seperti dahulu kala, namun di dunia maya dan ditunjukan dalam bentuk postingan foto, video, status serta komentar melalui media sosial.

Kendati keberadaan media sosial seperti Facebook dan lainnya mempermudah banyak orang untuk berkomunikasi dengan orang lain bahkan yang lokasinya jauh dan juga memudahkan mereka untuk mendapatkan informasi lebih cepat, penggunaan secara terus-menerus faktanya mengancam kesehatan mental serta emosional.

Ketika seseorang aktif di media sosial, ia secara langsung dan tidak melibatkan dirinya dalam apa pun yang terjadi dalam media sosial yang ia gunakan. Ia pun akan lebih sering terekspos dengan unggahan foto atau video orang lain, baik selebritas mau pun teman-temannya.

Perasaan iri hati sangat mungkin muncul ketika dirinya melihat posting-an orang lain yang ia anggap lebih baik dari dirinya. Bisa posting-an soal liburan, bentuk tubuh indah, jumlah ‘likes’ pada posting-an, semua hal dalam sosial media tersebut lambat laun menjadi tolak ukur kebahagiaan orang yang aktif menggunakannya.

Pasalnya, ketika ada orang lain yang lebih baik hidupnya atau pencapaiannya akan suatu hal, sangat mungkin orang tersebut menjadi iri, sedih, kecewa, tidak puas, marah dan tidak nyaman.

Penelitian yang dilakukan oleh University of Copenhagen menunjukan bahwa, berhenti menggunakan media sosial sesaat bisa membantu meningkatkan kesejahteraan emosional seseorang serta membuat dirinya lebih bersyukur dan puas dengan hidup yang ia jalankan.

Tidak harus lama-lama, cukup dimulai dengan setop penggunaannya selama seminggu. Dengan begitu, ia akan lebih jarang terekspos dengan posting-an yang membuatnya iri hati atau berita yang bisa membuatnya cemas dan ketar-ketir setiap saat.

Demikian informasi yang dilansir dari The Guardian, Jumat (30/12/2016).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya