Inilah Bahaya Tanning Kulit

Apa sebenarnya dampak dari tanning kulit?

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 07 Jan 2017, 13:32 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2017, 13:32 WIB
Tanning
Tanning Kulit

Liputan6.com, Jakarta Cukup banyaknya perempuan Indonesia yang melakukan tanning (proses menjadikan kulit supaya berwarna cokelat) adalah bukti kecil bahwa persepsi "cantik" mulai mengalami pergeseran.

Jika dulu berlomba-lomba memutihkan kulitnya yang pada dasarnya berwarna gelap khas Indonesia, kini perempuannya malah ingin mencokelatkan kulitnya agar terlihat lebih cantik dan sesuai dengan kriteria cantik yang diinginkannya. Hal semacam ini tidak hanya dilakukan perempuan-perempuan di Indonesia.

Di Amerika pun mengalami hal yang serupa. Bahkan, lebih dari 30 juta orang di Amerika Serikat mengunjungi salon tanning setiap tahunnya. Kebanyakan yang datang ke salon itu adalah perempuan berkulit putih berumur 16 sampai 49 tahun.

Departemen Kesehatan di Amerika Serikat kemudian mengeluarkan peringatan bahwa tanning dapat menyebabkan berbagai permasalahan kulit.

Peringatan ini dikeluarkan mengingat 2,3 juta orang yang melakukan tanning tersebut berasal dari kalangan remaja. Seperti dikutip dari Health Central pada Sabtu (7/1/2016), tanning dapat meningkatkan risiko melanoma hingga 75 persen pada orang yang melakukan tanning sebelum berumur 35 tahun.

Tidur di atas mesin tanning demi mendapatkan kulit cokelat nan eksotis lebih dari 10 kali dalam setahun dapat meningkatkan risiko melanoma sebesar 800 persen. Jelas ini berbahaya. Begitu juga jika menempuh jalan tanning dengan berdiam diri di bawah paparan sinar matahari tanpa perlindungan tabir surya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya