Liputan6.com, Winchester, Inggris Berdasarkan penelitian terbaru, penyebaran kusta ditemukan pertama kali dalam kerangka tubuh seorang peziarah agama di era abad pertengahan Eropa.Â
Baca Juga
Advertisement
Para peneliti di Inggris menggunakan penanggalan radiokarbon, genotip, dan analisis biomolekuler untuk mengumpulkan data dari kerangka seorang pemuda yang meninggal di sebuah rumah sakit kusta selama periode awal abad ke-12.
Dari laporan yang tertulis di PLOS Neglected Tropical Diseases, peneliti menyimpulkan, pemuda itu adalah peziarah yang berkunjung ke daerah tersebut. Kusta yang ditemukan dari sisa-sisa kerangka kemungkinan merujuk kepada hubungan antara penularan kusta dan ziarah abad pertengahan.
Kusta disebabkan bakteri mycobacterium leprae atau mycobacterium lepromatosis. Gejalanya bisa berupa lesi kulit, kebutaan, dan kehilangan kemampuan merasakan sakit.
Kini, infeksi tersebut dapat diobati dengan beberapa terapi obat, tapi sebelum hadirnya antibiotik, penderita kusta diasingkan ke perkampungan dan rumah sakit.
Kerangka peziarah
Kerangka peziarah
Salah satu bukti peninggalan dari penanganan kusta, yaitu situs rumah sakit St Mary Magdalen, yang berlokasi dekat Winchester, Inggris.
Sekitar 86 persen dari situs makam di rumah sakit yang digali menunjukkan, gejala yang konsisten dengan kusta serta mencapai tingkat epideminya di Abad Pertengahan.
Pemuda yang dipelajari para peneliti, yang dipimpin Simon Roffey dan Katie Tucker dari University of Winchester dan University of Surrey ini tertimbun di samping kulit kerang dengan lubang yang bolong. Tanda ini merupakan simbol dari peziarah yang melakukan perjalanan ke kuil St James di Santiago de Compostela, Spanyol.
"Sepanjang periode abad pertengahan, peziarah dipandang sebagai praktik spiritual dan kebaktian. Banyak kuil orang kudus pada abad pertengahan 'dikaitkan dengan penyembuhan ajaib dan pengobatan mujarab' termasuk kusta," tulis para peneliti, ditulis dari Cosmos Magazine, Senin (30/1/2017).
Melalui penelitian struktur wajah dan enamel gigi, tim peneliti memastikan pemuda itu bukan berasal dari daerah lokal. Namun, para peneliti mengatakan, hal ini tidak mengherankan karena Winchester termasuk rumah bagi banyak peninggalan tua dan gereja juga memiliki kepentingan spiritual bagi para peziarah.
Penelitian ini masih belum rinci. Tidak ditemukan secara jelas kapan pemuda yang berziarah itu tertular penyakit kusta, apakah selama berziarah atau setelah ia ziarah.
Selain itu, penemuan lain dari kerangka pemuda, ia diduga memiliki kedudukan di masyarakat pada saat penguburannya.
Diet yang dilakukan terlihat mengandung protein berat, yang hanya mampu dilakukan oleh masyarakat dari kalangan kaya. Makamnya dibiarkan utuh padahal banyak makam di sekitarnya telah dipindahkan.
Advertisement