Liputan6.com, Varanasi, India Talasemia merupakan kelainan darah yang berasal dari genetik. Penderita yang mengidap talasemia membutuhkan donor darah untuk keberlangsungan hidup. Di balik kelainan yang dianggap cukup mengkhawatirkan bagi sebagian orang, para ahli kesehatan percaya, ada beberapa mitos umum soal kelainan darah yang perlu ditangani dengan baik.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Dr Kamta Prasad, kepala pengawas medis Pt Deen Dayal Upadhyaya di rumah sakit kabupaten Varanasi, India, mitos yang paling umum soal talasemia adalah orang yang terkena (pembawa talasemia) menjadi sakit dan terkena anemia.
Sebaliknya, sebagian besar sifat talasemia memiliki tingkat hemoglobin normal (13 gm/dl), beberapa pasien mungkin terkena anemia.
"Kelainan dapat dicegah pada saat pra-nikah, screening kehamilan pra-konseptual yang harus diikuti dengan konseling perkawinan dan diagnosis antenatal (pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik) jika diperlukan," kata Dr Kamta, yang dikutip dari Times of India, Senin (20/2/2017).
Dr Sudhakar Pandey juga mengatakan, kebanyakan orang cenderung percaya, talasemia cenderung ditemukan di kalangan masyarakat miskin dan tidak berpendidikan.
"Hal ini tidak benar karena laporan menunjukkan, orang-orang dari seluruh lapisan masyarakat, terlepas dari kasta, keyakinan, dan agama dapat terkena talasemia. Namun, kelainan darah ini lebih sering terjadi pada orang-orang asli dari negara-negara Mediterania seperti Siprus, Timur Tengah Pakistan, India, Myanmar, dan Thailand--termasuk kawasan yang banyak kasus talasemia," tambahnya.
Mitos dan fakta
Untuk itu, Anda harus mengetahui mitos dan fakta soal talasemia.
Pasangan pembawa talasemia akan selalu memiliki anak yang terpengaruh talasemia.
Faktanya, ketika kedua pasangan adalah pembawa talasemia dapat dikatakan: ada 25 persen kesempatan anak yang dimilikinya mengidap talasemia; ada 50 persen pembawa thalasemia atau talasemia minor (kekurangan protein beta), dan 25 persen normal, bahkan bukan sebagai pembawa.
Jika hanya satu atau tidak ada pasangan sebagai pembawa, tak satu pun dari anak yang dimiliki akan menjadi terkena talasemia.
Tidak ada pengobatan untuk talasemia.
Pada kenyataannya, orang yang terkena talasemia dapat hidup normal jika mereka diberi transfusi darah yang memadai dan terapi khelasi (pengobatan menggunakan cairan mineral dan vitamin).
Masyarakat umum dapat membantu penderita talasemia untuk hidup normal dengan donor darah sekali atau dua kali dalam setahun dan sedikit bantuan keuangan untuk memenuhi biaya pengobatan yang mahal.
Advertisement
Tidak bisa disembuhkan
Talasemia tidak bisa disembuhkan.
Faktanya, talasemia bisa disembuhkan dengan transplantasi sumsum tulang tetapi membutuhkan HLA (Human Leucocyt Antigen)--antigen leukosit manusia--yang cocok. Namun, HLA yang cocok dari donor tidak selalu tersedia dan prosedur ini sangat berisiko.
Pasien talasemia secara fisik lemah dan lamban.
Faktanya, pasien thalasemia sangat aktif dan cerdas jika mereka diperlakukan sesuai perawatan yang memadai. Mereka bisa menjadi insinyur, profesor, dokter, dan pengusaha sukses. Mereka bahkan bisa lebih cerdas daripada saudara mereka, yang tidak mengidap talasemia.
Tidak harus menikah
Pembawa talasemia tidak harus menikah.
Faktanya, pembawa talasemia dapat menikah dengan orang dari atau sesuai kehendaknya sendiri. Namun, jika pembawa talasemia menikah dengan sesama pembawa, maka pada waktu 8-10 minggu masa kehamilan, wanita harus melakukan diagnosis antenatal talasemia.
Jika janin dinilai berisiko terkena talasemia, maka pasangan bisa memiliki pilihan untuk aborsi.
Advertisement