Liputan6.com, Jakarta Usai cabut gigi, Suth Ret (18) tidak pernah menyangka akan terserang bakteri pemakan daging yang merusak wajah cantiknya.
Setelah melakukan cabut gigi di klinik gigi pada Desember lalu, ternyata ditemukan bakteri Streptococcus A di bagian tenggorokan remaja asal Vietman ini.
Baca Juga
"Saya tidak bisa membayangkan bagaimana dirinya dapat menahan sakit yang dirasakan. Bahkan tiga bulan sebelumnya dia 100 persen sehat," ungkap Yulia Khouri, ekspatriat dari Kanada yang ternyata tinggal satu daerah yang sama dengan Suth.
Advertisement
Dilansir dari Dailymail, Jumat (10/3/2017), sampai saat ini Yulia masih melakukan berbagai upaya untuk membantu biaya pengobatan Suth.
Penanganan yang kurang cepat membuat bakteri tersebut menyebar dalam aliran pembuluh darah. Tidak hanya memakan hampir setengah wajah kanan Suth Ret, bakteri juga membuat berat badannya semakin turun hingga mencapai 38 kg.
"Dia menyadari hal yang terjadi, benar-benar sadar akan penyakit yang dialaminya sampai saat ini tapi dirinya tidak mengetahui dampak besar yang terjadi pada wajahnya," ujar Yulia.
Saat ini Suth sudah dirawat oleh sebuah tim dari Jerman dan Malaysia dan akan menjalani operasi rekonstruksi wajah. Sementara Suth berjuang melawan penyakitnya, dokter berusaha menghentikan pertumbuhan bakteri dalam wajahnya.
Infeksi necrotizing faciitis
Dikutip dari WebMd, penyebaran bakteri golongan A merupakan indikasi adanya infeksi Necrotizing Fasciitis atau sering dikenal bakteri pemakan daging. Bakteri ini sebenarnya tidak benar-benar memakan daging manusia tapi menyebarkan toksin yang merusak jaringan pada otot serta lemak dalam kulit.
Necrotizing Fasciitis merupakan penyakit langka yang menyerang satu di antara empat orang dan dapat berujung pada kematian. Penyebarannya dapat terjadi dengan cepat dan tidak terlihat, bisa terjadi seperti gejala flu atau demam biasa.
Potensi penyebab terjadinya necrotizing faciitis bisa disebabkan karena luka termasuk gigitan serangga dan luka bakar. Penyakit ini sangat rentan terhadap orang yang memiliki imun lemah. Untuk pencegahan biasakan untuk menerapkan gaya hidup bersih sehingga menjauhi resiko terkena necrotizing faciitis. (Aida Tifani)
Advertisement