Liputan6.com, Irlandia Tak disangka ponsel dan laptop merupakan sarang bakteri super (superbugs) yang sangat berbahaya dan mematikan. Temuan tersebut disampaikan para ahli antimikroba dari Kastus, yang menangani penelitian di sebuah universitas di Irlandia baru-baru ini.Â
Baca Juga
Advertisement
Superbugs tadi ditemukan pada gagang pintu, ATM, ponsel, laptop, lantai, dan tombol lift pada sebuah kampus di Irlandia yang tidak disebutkan namanya.Â
Kotoran dan bakteri yang berpotensi berbahaya tadi juga ditemukan pada pegangan pintu toilet dan tombol lift. Sedangkan bakteri berbahaya lain seperti Listeria ditemukan pada mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan salmonella ditemukan di keyboard komputer/laptop.
Jejak bakteri Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), yang dapat mengancam jiwa seseorang bila memasuki aliran darah melalui luka ditemukan pada dispenser air panas di kantin, pintu toilet, tutup sampah dan di ponsel.
"Ketika kami mulai mendanai proyek penelitian kami menduga akan menemukan tingkatan tertentu dari suatu bakteri. Tapi kami menemukan sesuatu yang benar-benar mengejutkan. Kami percaya temuan ini tidak berbeda jauh atas apa yang akan ditemukan di tiap tempat di Inggris, Amerika Serikat atau bangunan umum di Irlandia," kata chief executive Kastus, John Browne, dikutip dari Big News Network, Selasa (28/2/2017).
Membunuh 10 juta orang di dunia
"Bakteri ini bisa membuat orang jadi sangat sakit, dan pada akhirnya terbunuh. Data dari penutupan rumah sakit dan hotel menunjukkan parahnya permasalahan ini. Institusi perlu menyadari risiko yang berhubungan dengan bakteri-bakteri ini. Mereka harus mulai bertanggungjawab atas kesehatan dan kesejahteraan penghuninya," lanjut Browne.Â
Risiko bakteri super tadi sangatlah besar dan tidak bisa diremehkan. Diperkirakan, bakteri super ini akan membunuh 10 juta orang sampai tahun 2050.
Browne melanjutkan, "Kastus akan melakukan riset lanjutan di tahun-tahun mendatang yang akan melibatkan institusi kesehatan, pusat kebugaran, dan hotel. Dan harapannya, dengan mengedukasi publik, kita bisa memastikan teknologi penting seperti milik kami bisa menjadi standar dalam usaha membuat dunia menjadi tempat yang lebih aman."
Advertisement