Mengenal Sophia Hage, Sosok Dokter Perempuan Hebat 2017

Berguna bagi orang lain. Itulah prinsip hidup yang dipegang oleh sosok perempuan hebat, dr Sophia Benedicta Hage, SpKO.

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 12 Apr 2017, 16:30 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2017, 16:30 WIB
20160601- Dokter Sophia Benedicta Hage - Jakarta- Immanuel Antonius
Dokter Sophia Benedicta Hage (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Berguna bagi orang lain. Itulah prinsip hidup yang dipegang oleh sosok perempuan hebat, dr Sophia Benedicta Hage, SpKO. Prinsip tersebut yang kemudian mengantarnya pada profesi dokter kesehatan olahraga.

"Pekerjaan dokter itu cara paling mudah untuk menolong orang lain atau bermanfaat bagi orang lain, karena enggak ngapa-ngapain aja tugas atau pekerjaannya pasti bermanfaat. Contoh paling dekatnya adalah pasien," ujar Sophia.

Sebetulnya ada sosok yang membuat Sophia tersadar akan panggilan hidup sebagai dokter. Sosok tersebut tak lain adalah sang Bunda. Menurutnya, sang Ibu telah mendorongnya untuk menjadi dokter sejak dia masih kecil. Keinginan untuk menjadi dokter semakin kuat ketika dia melihat ibunya memasuki masa menopause.

"Pas masuk SMA aku mikir lagi karena aktif OSIS dan kegiatan lain, jadi mikir apa masuk HI atau komunikasi aja karena suka ngomong dan suka dengerin cerita orang," kenang wanita kelahiran 15 Juli 1984 ini.

"Lagi mikir jurusan apa, tiba-tiba aku ingat Mama. Waktu SMP itu aku mengalami fase di mana mamaku menopause. Aku kehilangan pegangan karena dulu aku dekat banget sama Mama. Aku ngelihat mamaku kayaknya susah banget karnea menopause yang dialami gejalanya cukup hebat," cerita Sophia.

Kondisi itu membuat Sophia berkontemplasi, mencari tujuan hidup. Wanita yang jago beberapa bahasa asing ini kemudian yakin bahwa hidupnya bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk untuk orang lain dan masyarakat.

Dengan tekad serta prinsip tersebut, wanita yang senang traveling ini pun menyelesaikan studi kedokteran di Universitas Airlangga. Selanjutnya Sophia mengambil spesialisasi dokter olahraga di Universitas Indonesia. Pilihan tersebut pun tak lepas dari pemikiran apa manfaat yang bisa dia bagikan kepada orang lain dari ilmu yang dimiliki.

"Menurutku, gaya hidup itu benar-benar memengaruhi kualitas hidup. Dan aku menemukan, aku akan ambil Kedokteran Olahraga. Tanteku adalah seorang dokter olahraga, dan aku melihatnya sebagai contoh," ucapnya.

Tergugah Membantu Sesama Perempuan

Dokter Sophia Benedicta Hage (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Namun rupanya prinsip hidup harus berguna bagi orang lain itu juga memunculkan minat lain pada Sophie. Perempuan yang mewarisi darah Belanda dan Korea ini memiliki perhatian khusus terhadap perempuan korban kekerasan.

Pengalaman ketika berlibur ke sebuah destinasi wisata di tanah air membuatnya tergerak untuk menolong para korban kekerasan wanita. Saat itu, Sophia melihat seorang pria dalam keadaan mabuk bersikap tak wajar pada pasangan wanitanya.

Maka pada 2010, ketika tengah mengambil program spesialisasi dokter olahraga, Sophia juga mendirikan gerakan "Selamatkan Ibu". Melalui gerakan tersebut Sophia dan teman-temannya mengedukasi masyarakat mengenai kesehatan ibu hamil dengan harapan bisa menurunkan angka kematian ibu.

Pada 2011, Sophia dan beberapa rekan mendirikan sebuah organisasi yang melaksanakan kelompok dukungan dan advokasi bagi penyintas kekerasan seksual serta mengedukasi masyarakat terkait isu tersebut, Yayasan Lentera Sintas Indonesia. Dia dan para koleganya tak menduga respons pengikut akun Lentera Sintas terus meningkat.

Melihat tingginya respons, Sophia dan rekan-rekannya memutuskan membuat kelompok pendukung secara tertutup dengan para korban penyintas kekerasan atau pun pelecehan seksual untuk saling berbagi dan mengatasi isu tersebut.

"Kebanyakan penyintas yang datang karena dia tak pernah cerita seumur hidupnya. Karena hal itu terjadi saat mereka masih kecil dan mereka enggak tahu harus cerita ke siapa dan bagaimana. Jadi mereka tidak tahu kalau itu termasuk pelecehan seksual," ujarnya.

Hingga kini Sophia dan rekan-rekan di Lentera Sintas aktif mengedukasi masyarakat melalui kegiatan rutin seperti roadshow ke beberapa kota dan universitas. Berkat kepedulian sosialnya itu, Sophie pun telah mengantongi penghargaan sebagai sosok perempuan yang menginspirasi. Namun dia merasa masih banyak yang belum dia lakukan.

"Buat aku, ini semua menjadi motivasi karena dari awal i feel i want to do something di luar pekerjaanku sehari-hari. Kalau ini semua dianggap menginspirasi ya thank you very much. Tapi selain itu tujuannya adalah supaya tidak pernah merasa menyesal sudah hidup," ucapnya.

Bagi Sophie, tak perlu mengubah diri untuk menginspirasi orang lain atau menjadi seseorang. Menurutnya, semua orang memiliki kesempatan untuk saling berguna dan bermanfaat dalam hidupnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya