Liputan6.com, Jakarta Ada yang percaya rambut kemaluan memiliki manfaat kesehatan. Namun tak jarang rambut kemaluan juga dianggap sumber penyakit karena menjadi tempat berkembang biak bakteri.
Lantas, apa kata ahli? Simak mitos dan fakta rambut kemaluan berikut, seperti dilansir Womenshealth, Jumat (12/5/2017):
Baca Juga
1. Rambut kemaluan melindungi penyakit menular seksual
Advertisement
Sebenarnya justru sebaliknya. Rambut kemaluan merupakan tempat berkembang biaknya bakteri.
"Tidak diragukan lagi, tanpa rambut kemaluan area intim jadi lebih bersih karena rambut kemaluan jadi sarang berkumpulnya bakteri," kata Wendy Askew, MD, seorang obgyn dari Institute for Women's Health di San Antonio.
Namun banyak wanita yang salah menganggap bahwa rambut kemaluan melindungi diri dari penyakit menular seksual. "Rambut kemaluan saja tidak cukup melindungi Infeksi Menular Seksual (IMS), kata Sejal Shah, MD, seorang dermatolog di New York.
Sebuah studi di China bahkan menyimpulkan, virus HPV yang ada di rambut kemaluan pria bisa menular pada pasangannya.
2. Rambut kemaluan membuat seks jadi lebih nyaman
Banyak yang berpikir, rambut kemaluan menyebabkan kurangnya gesekan saat berhubungan seks. Jadi beberapa wanita cenderung memilih untuk mencukur bagian tersebut.
"Secara teori, Anda bisa mendapatkan stimulasi tanpa bulu kemaluan. Tapi itu tergantung dari wanita itu sendiri, berapa banyak rangsangan atau tekanan yang perlu mereka terima untuk mencapai orgasme," kata Askew.
Warnanya sama dengan warna rambut di kepala
3. Warna rambut kemaluan sama dengan rambut di kepala
Ini klasik, tapi kadang masih dipercaya wanita. "Jika Anda tahu, seharusnya periksa alis seorang wanita untuk prediksi yang lebih akurat. "Dalam kebanyakan kasus, warna rambut kemaluan sesuai dengan alis," kata Askew.
4. Rambut kemaluan tak pernah berhenti tumbuh
Menurut Askew, rambut kemaluan pada satu titik juga bisa berhenti tumbuh. "Setiap orang memiliki panjang rambut kemaluan yang bervariasi. Tapi Shah mengatakan biasanya rambut kemaluan berhenti tumbuh antara 0,5 hingga dua inci.
5. Kulit sensitif tak dianjurkan mencukur rambut kemaluan
Jika Anda mencukur rambut kemaluan akan mengiritasi kulit. "Justru dengan mencukur rambut kemaluan, bakteri yang hidup di sana secara alami memiliki akses untuk menyebabkan benjolan dan infeksi," pungkas Askew.