Malaysia hingga Vietnam, Begini Perayaan Cap Go Meh di Sejumlah Negara Asia Tenggara

Komunitas Tionghoa di sejumlah negara Asia Tenggara memiliki caranya masing-masing untuk merayakan Festival Cap Go Meh.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 03 Feb 2025, 20:40 WIB
Diterbitkan 03 Feb 2025, 20:40 WIB
Kemeriahan Perayaan Cap Go Meh Jatinegara
Atraksi liong saat perayaan Cap Go Meh Tahun Baru Imlek 2571 di Jatinegara, Jakarta, Minggu (9/2/2020). Meski hujan, perayaan Cap Go Meh berlangsung meriah dengan atraksi barongsai dan liong serta arakan dewa-dewa (rupang), mengelilingi kawasan Jatinegara. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Tahun Baru Imlek yang berlangsung selama 15 hari ditutup dengan perayaan istimewa yang menandai bulan purnama pertama dalam kalender lunar.

Mengutip laman Asian Inspirations, Senin (3/2/2025), berbagai negara dengan budaya Tionghoa yang kuat, hari ke-15 ini dirayakan dengan cara yang unik, mulai dari Festival Lampion di China, Cap Go Meh di Malaysia, hingga Tết Nguyên Tiêu di Vietnam.

Di Tiongkok, hari ke-15 Tahun Baru Imlek dikenal sebagai Festival Lampion. Perayaan ini tidak boleh disamakan dengan Festival Kue Bulan yang juga sering disebut sebagai Moon Festival di beberapa komunitas Tionghoa di Asia Tenggara. Festival Lampion dirayakan dengan menyalakan lampion warna-warni, pertunjukan budaya seperti tarian singa dan tarian rakyat, serta berkumpul bersama keluarga.

Salah satu tradisi khas dalam Festival Lampion adalah menikmati Yuan Xiao atau Tang Yuan, sup bola ketan yang melambangkan kebersamaan dan persatuan keluarga. Hidangan ini juga biasa disajikan saat Festival Pertengahan Musim Gugur.

Perayaan Cap Go Meh di Malaysia

Kemeriahan Festival Cap Go Meh 2023 di Jakarta
Warga keturunan Tionghoa mengarak joli atau tandu dalam Festival Cap Go Meh 2023 di kawasan Glodok, Jakarta, Minggu (5/2/2023). Warga keturunan Tionghoa meyakini dalam perayaan Cap Go Meh para dewa keluar dari surga untuk membagikan keselamatan, kesejahteraan, dan nasib baik. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Bagi komunitas Hokkien di Malaysia, hari ke-15 Tahun Baru Imlek dikenal sebagai Cap Go Meh, yang berarti "malam ke-15" dalam dialek Hokkien. Perayaan ini menjadi momen berkumpul bagi keluarga untuk mengucapkan syukur atas tahun yang baru, dengan doa dan persembahan.

Di beberapa daerah, Cap Go Meh juga dianggap sebagai Hari Valentine versi Tionghoa. Tradisi unik yang masih dilestarikan hingga kini adalah melempar jeruk mandarin ke laut atau sungai sebagai simbol harapan menemukan jodoh sejati.

Di Vietnam, perayaan penutupan Tahun Baru Imlek disebut Tết Nguyên Tiêu. Tradisi ini banyak dipengaruhi oleh budaya Tionghoa selama berabad-abad, sehingga memiliki kesamaan dengan Festival Lampion.

Pada hari ini, masyarakat Vietnam akan pergi ke kuil dan berdoa untuk keberuntungan sepanjang tahun. Selain itu, mereka juga menikmati pertunjukan lampion dan tarian singa sebagai bagian dari perayaan.

Vietnam juga memiliki hidangan khas yang mirip dengan Tang Yuan, yaitu Chè Trôi Nước. Hidangan ini berupa bola ketan yang disajikan dalam sirup gula, melambangkan keharmonisan dan kehangatan keluarga.

Sementaa itu, komunitas Tiongkok di Indonesia juga memiliki cara tersendiri untuk merayakan Cap Go Meh.

Di berbagai daerah di Tanah Air, Cap Go Meh dirayakan dengan cara yang beragam, mencerminkan kekayaan budaya dan akulturasi yang terjadi. Di Singkawang, Kalimantan Barat, misalnya, terdapat tradisi Pawai Tatung yang menampilkan kesenian khas dengan nuansa magis.

Sementara itu, di Palembang, Sumatra Selatan, perayaan difokuskan di Klenteng Hok Tjing Rio di Pulau Kemaro, dengan tradisi ziarah dan festival budaya yang khas.

Infografis Pasang Surut Cap Go Meh di Indonesia
Infografis Pasang Surut Cap Go Meh di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya