Liputan6.com, Jakarta Obat kolesterol, yang bernama statin dipercaya ampuh menurunkan risiko stroke. Statin berperan menurunkan penyumbatan arteri dan kolesterol jahat sehingga meminimalisir risiko stroke.
Baca Juga
Advertisement
Namun, pasien stroke yang berhenti minum obat statin selama 3-6 bulan setelah mengalami stroke iskemik (stroke karena arteri yang menyempit) justru berisiko lebih tinggi terkena stroke lain dalam waktu satu tahun.
Laporan ini menurut sebuah penelitian baru di Journal of American Heart Association, yang dipublikasikan pada 2 Agustus 2017. Bahkan pasien stroke juga berisiko bolak-balik menjalani rawat inap ke rumah sakit dan kematian yang meningkat, ditulis dari Medical Xpress, Kamis (3/8/2017).
Peneliti mempelajari dari pasien stroke yang rawat inap di salah satu rumah sakit di Taiwan.
Hasil menemukan, adanya risiko terkena stroke lain meningkat sebanyak 42 persen pada pasien yang berhenti memakai statin. Tidak ada risiko stroke lain atau kematian untuk pasien yang terus memakai statin.
Selain itu, risiko kematian akibat penyebab apapun meningkat 37 persen setelah berhenti minum statin. Obat penurun kolesterol ini harus menjadi terapi seumur hidup untuk pasien stroke iskemik, kata Meng Lee, asisten profesor Department of Neurology di Chang Gung University College of Medicine, Taiwan.
American Heart Association merekomendasikan pasien stroke iskemik untuk tidak menghentikan statin.
Simak video menarik berikut ini: