Liputan6.com, Jakarta Kolesterol tinggi, jika dibiarkan, dapat menjadi "silent killer" yang menyebabkan berbagai macam disabilitas. Penyakit ini disebabkan oleh penumpukan plak lemak di pembuluh darah, yang menghambat aliran darah ke organ vital seperti otak dan jantung. Akibatnya, berbagai komplikasi serius dapat muncul, mulai dari stroke hingga serangan jantung, yang berujung pada disabilitas permanen.
Bagaimana kolesterol tinggi menyebabkan disabilitas? Menurut dokter spesialis gizi klinik Putri Sakti, kolesterol tinggi yang tak ditangani bisa memicu disabilitas akibat penumpukan lemak di pembuluh darah. Penumpukan yang dibiarkan bisa membuat pembuluh darah pecah. Sumbatan pembuluh darah di otak dapat mengakibatkan stroke, yang bisa menyebabkan kelumpuhan, gangguan bicara, atau gangguan penglihatan. Sementara itu, sumbatan di pembuluh darah jantung dapat menyebabkan serangan jantung, yang juga berpotensi menimbulkan kerusakan jantung permanen dan disabilitas.
Baca Juga
Selain itu, penyakit arteri karotis, yaitu penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah di leher yang menyuplai darah ke otak, juga merupakan komplikasi serius dari kolesterol tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan stroke dan disabilitas. Oleh karena itu, penting untuk memahami faktor risiko dan cara mencegahnya agar terhindar dari dampak buruk kolesterol tinggi.
Advertisement
“Risiko untuk disabilitas otomatis ada tergantung di mana lokasi penyumbatan dan pecahnya. Kedua, terlambat atau tidaknya terapi, ketiga balik lagi gaya hidupnya menunjang atau tidak,” jelas Putri
Kolesterol Tinggi: Pemicu Disabilitas yang Sering Tak Disadari
Kolesterol tinggi seringkali tidak menunjukkan gejala awal yang jelas, sehingga seringkali disebut sebagai "silent killer". Kondisi ini dapat berkembang secara perlahan dan tanpa disadari hingga akhirnya menimbulkan komplikasi serius yang berujung pada disabilitas.
Penumpukan plak lemak di pembuluh darah dapat terjadi secara bertahap, menyempitkan pembuluh darah dan mengurangi aliran darah ke organ-organ vital. Proses ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun sebelum akhirnya memicu gejala yang signifikan.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mendeteksi kolesterol tinggi sejak dini. Deteksi dini memungkinkan penanganan yang tepat dan efektif untuk mencegah komplikasi serius, termasuk disabilitas.
Advertisement
Lokasi Sumbatan dan Keparahan Disabilitas
Lokasi sumbatan pembuluh darah akibat penumpukan plak kolesterol sangat menentukan jenis dan tingkat keparahan disabilitas yang mungkin terjadi. Sumbatan di otak, misalnya, dapat menyebabkan stroke dengan dampak yang bervariasi, tergantung area otak yang terkena.
Sumbatan di jantung dapat menyebabkan serangan jantung, yang dapat mengakibatkan kerusakan jantung permanen dan berujung pada disabilitas. Kecepatan penanganan medis juga berperan penting dalam menentukan tingkat keparahan kerusakan dan risiko disabilitas.
Penanganan medis yang cepat dan tepat dapat meminimalkan kerusakan permanen dan mengurangi risiko disabilitas. Oleh karena itu, penting untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala seperti nyeri dada, sesak napas, atau kelemahan pada satu sisi tubuh.
Faktor Risiko dan Pencegahan Disabilitas Akibat Kolesterol Tinggi
Beberapa faktor meningkatkan risiko disabilitas akibat kolesterol tinggi. Faktor-faktor tersebut meliputi lokasi sumbatan, kecepatan penanganan medis, dan gaya hidup.
Gaya hidup sehat, termasuk pola makan seimbang, olahraga teratur, dan menghindari merokok, sangat penting untuk mengurangi risiko komplikasi kolesterol tinggi. Menjaga berat badan ideal juga berperan penting dalam mencegah penumpukan lemak di pembuluh darah.
- Pola makan sehat rendah lemak jenuh dan kolesterol
- Olahraga teratur minimal 30 menit per hari
- Menghindari merokok
- Mengontrol berat badan
Selain itu, pemeriksaan kesehatan secara rutin sangat penting untuk mendeteksi kolesterol tinggi sejak dini. Dengan deteksi dini, penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan efektif untuk mencegah komplikasi serius.
Advertisement
Populasi Berisiko Tinggi: Penyandang Disabilitas Intelektual
Studi menunjukkan bahwa penyandang disabilitas intelektual memiliki risiko lebih tinggi mengalami kolesterol tinggi. Hal ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, seperti obesitas, kurangnya aktivitas fisik, dan pola makan yang tidak sehat.
'Orang dewasa dengan disabilitas intelektual dan perkembangan lebih mungkin memiliki kolesterol tinggi dibandingkan populasi umum,' mengutip penelitian bertajuk Examining Association between Reported High Cholesterol and Risk Factors in Adults with Intellectual and Developmental Disabilities: A Five Year Follow-Up. Diterbitkan oleh American Association on Intellectual and Developmental Disabilities (AAIDD) pada 2021.
Minimnya edukasi kesehatan juga dapat menjadi faktor penyebab tingginya risiko kolesterol pada kelompok ini. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kesadaran dan akses terhadap edukasi kesehatan bagi penyandang disabilitas intelektual.
Olahraga: Kunci Mengelola Kolesterol dan Mencegah Disabilitas
Aktivitas fisik dan olahraga sangat penting untuk mencegah dan mengelola kolesterol tinggi, terutama bagi penyandang disabilitas. Hambatan mobilitas seringkali membuat mereka kurang aktif secara fisik dibandingkan populasi umum.
Namun, olahraga yang tepat dan disesuaikan dengan kondisi fisik masing-masing individu dapat membantu mencegah obesitas, yang merupakan faktor risiko utama kolesterol tinggi. Olahraga juga dapat meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli fisioterapi untuk menentukan jenis dan intensitas olahraga yang aman dan efektif bagi penyandang disabilitas. Dengan demikian, mereka dapat tetap aktif dan menjaga kesehatan jantung serta mencegah risiko disabilitas akibat kolesterol tinggi.
Kolesterol tinggi merupakan ancaman serius yang dapat menyebabkan disabilitas. Dengan menerapkan gaya hidup sehat, melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur, dan mendapatkan penanganan medis yang tepat, kita dapat mengurangi risiko dan mencegah komplikasi yang membahayakan.
Advertisement
