Liputan6.com, Jakarta Cheerleaders banyak melakukan gerakan ekstrem, seperti split atau salto. Hal ini membuat mereka berisiko mengalami berbagai cedera, seperti cedera lutut, pergelangan kaki, dan patah tulang.
Untuk itu, penting untuk memahami cedera yang bisa mengintai dan cara mengatasinya sebagai pertolongan pertama.
Baca Juga
Secara umum, cedera yang bisa terjadi pada para pemandu sorak terbagi ke dalam enam jenis. Berikut ini cedera yang mungkin terjadi disertai cara mengatasinya, seperti dikutip dari laman Healthy Children, Kamis (31/8/2017).
Advertisement
1. Ankle terkilir
Pergelangan kaki adalah cedera paling umum dan biasanya terjadi saat pemandu sorak mendarat dengan bagian luar kaki atau memutar pergelangan kaki ke dalam. Luka pada tulang lebih sering terjadi daripada cedera ligamen, terutama pada peserta cheerleaders dengan usia muda.
Pengobatan dilakukan dengan istirahat, kompres dan elevasi. Olahragawan harus segera menemui dokter jika tidak bisa berjalan dengan pergelangan kaki yang cedera atau mengalami sakit parah, terutama di bagian tulang kaki atau pergelangan kaki. Pada kondisi ini, biasanya dilakukan pemeriksaan dengan Sinar-X.
2. Luka lutut
Cedera lutut biasanya terjadi saat pemandu sorak mendarat dengan canggung dari lompatan. Sirkulasi ligamentum anterior cruciatum biasanya menjadi penyebab dengan nyeri lutut yang tiba-tiba.
Pengobatan dimulai dengan istirahat atau direbahkan, kompres, dan elevasi. Namun, korban cedera harus menemui dokter sesegera mungkin. Fraktur lutut mungkin tidak sembuh jika lutut tidak diobati dengan benar.
Korban cedera juga harus menemui dokter jika lutut bengkak dan lutut terasa kendur. Cheerleader juga bisa mengalami cedera lutut yang berlebihan, seperti tendonitis patela atau penyakit Osgood-Schlatter, yang umum terjadi pada olahraga yang membutuhkan banyak lompatan.
Hal ini biasanya menyebabkan rasa sakit di bawah tempurung lutut. Cedera ini dapat diobati dengan istirahat, es, perekaman atau penguatan, peregangan dan terapi fisik.
Saksikan video menarik berikut:
Â
3. Cedera pergelangan tangan
Cedera pergelangan tangan biasanya terjadi saat pemandu sorak jatuh dengan kondisi tangan yang terulur. Hal ini bisa menyebabkan cedera tulang dan ligamen di pergelangan tangan.
Penanganan pertama dapat dilakukan dengan istirahat, kompres dan elevasi. Selain itu, cheeleraders juga harus menemui dokter jika pergelangan tangan mereka membengkak atau masih sakit keesokan harinya.
4. Nyeri punggung bawah
Spondylolysis, fraktur stres di tulang belakang adalah cedera umum pada atlet yang melakukan banyak aktivitas melompat dan mundur.
Gejalanya meliputi sakit punggung yang amat sangat. Penyebabnya sering kali gerakan back walkover atau back handsprings.
Cheerleader dengan nyeri punggung selama lebih dari dua minggu harus menemui dokter. Sinar-X biasanya normal pada awalnya sehingga tes lain sering diperlukan untuk mendiagnosis spondylolysis.
Atlet dengan spondylolysis harus beristirahat dari aktivitas selama beberapa minggu bahkan terkadang bisa sampai berbulan-bulan. Terapi fisik untuk menguatkan otot punggung dan perut akan membantu atlet pulih.
Advertisement
5. Cedera kepala
Gegar otak pada pemandu sorak biasanya terjadi saat kepala pemandu sorak menyentuh tanah setelah terjatuh parah. Gegar otak adalah luka pada otak yang mengganggu fungsi otak normal secara sementara atau permanen.
Tanda dan gejala gegar otak biasanya terjadi tepat setelah cedera namun bisa juga terjadi beberapa jam sampai berhari-hari setelahnya.
Jika peserta dengan cedera otak memaksakan diri untuk kembali bermain setelah gegar otak, hal ini bisa berakibat gegar otak atau bahkan kematian.
Selain itu, seorang atlet dengan riwayat gegar otak mungkin lebih rentan terhadap cedera lain.
6. Cedera katastropik
Cedera katastropik dapat terjadi jika pemandu sorak jatuh dari puncak piramida atau lemparan tinggi.
Cedera kepala, seperti gegar otak atau fraktur tengkorak dan cedera tulang belakang, seperti patah tulang atau kelumpuhan dapat terjadi setelah terjatuh parah.
Jika terjadi kejatuhan yang parah, atlet tidak boleh dipindahkan dan rencana darurat harus segera dimulai.
Tidak ada atlet dengan gegar otak atau cedera tulang belakang yang harus kembali ke olahraga kecuali jika mendapat rekomendasi secara tertulis oleh dokter.