5 Gangguan Kesehatan pada Bayi Prematur

Ada beberapa gangguan kesehatan, yang terjadi pada bayi prematur, yang perlu diketahui orangtua.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 15 Jan 2018, 06:00 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2018, 06:00 WIB
Prematur
Ada beberapa masalah kesehatan pada bayi prematur. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Ketika bayi lahir lebih awal (prematur), perkembangan tubuhnya belum matang. Bayi prematur berisiko mengalami permasalahan kesehatan. Eugene Ng, neonatologis dan kepala pediatri di Toronto’s Sunnybrook Health Sciences Centre, Kanada mengatakan, kondisi bayi yang prematur termasuk masalah besar.

Kondisi ini terjadi pada bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Bayi prematur akan mengalami beberapa gangguan kesehatan, dilansir dari Today's Parent, Minggu (14/1/2018).

Gangguan penglihatan

Retinopati prematuritas (ROP) adalah suatu kondisi yang memengaruhi perkembangan pembuluh darah retina. ROP terjadi pada bayi prematur, terutama yang lahir sebelum usia kehamilan 31 minggu atau beratnya di bawah 1.250 gram.

Dokter menyarankan, bayi prematur yang bertahan hidup dan mampu bertumbuh kembang wajib mengenakan kacamata.

Gangguan mata ini sebagai bentuk ROP yang ringan. Jadi, bayi prematur bisa mengalami rabun jauh atau rabun dekat.

 

 

Simak video menari berikut ini:

Pernapasan harus dibantu

Prematur
Bayi prematur mengalami kesulitan bernapas.

Gangguan paru-paru adalah hal pertama yang harus dilihat sejak bayi prematur lahir. Apalagi bayi lahir sebelum usia kehamilan 30 minggu. Paru-parunya mungkin tidak siap untuk bernapas sendiri.

Ada cara untuk mengatasi kondisi tersebut, yaitu intubasi berupa meletakkan tabung ke tenggorokan dan masuk ke saluran napas. Metode lainnya adalah perangkat CPAP, yang umum digunakan orang dewasa yang mengidap sleep apnea (gangguan tidur serius di mana pernapasan sering berhenti selama tidur).

Perangkat ini tidak sampai ke tenggorokan, melainkan ditaruh di hidung. Beberapa bayi prematur dapat berisiko kena penyakit paru-paru kronis, yang disebut displasia bronkopulmoner (BPD).

Bayi prematur lebih rentan terhadap infeksi pernafasan dan bronkiolitis. "Dalam hal ini, paru-paru butuh waktu untuk berkembang dan tumbuh," kata Ng. "

Pencernaan terganggu

Sistem pencernaan bayi prematur belum berkembang maksimal. Ketika diberi makan, bayi akan rentan mengalami muntah. Bayi bisa mengalami Necrotizing enterocolitis (NEC), penyakit yang menyerang usus kecil dapat menyebabkan kematian bayi.

Untuk itu, bayi yang lahir lebih prematur saat 29 minggu atau punya berat badan di bawah 1.250 gram diberi makan dalam jumlah sangat kecil tiap beberapa jam.

Cara ini untuk mengurangi kemungkinan terjadinya NEC. Minum ASI, baik dari ibu atau donor, juga mengurangi kemungkinan NEC.

Infeksi

Prematur
Bayi prematur rentan terkena infeksi penyakit.

Bayi prematur memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi karena sistem kekebalan tubuh belum matang. Infeksi terjadi karena bersentuhan dengan orang dewasa yang sedang sakit, misal demam.

Infeksi pada bayi prematur bisa sangat parah. Untuk menghindari infeksi tersebut, menjaga kebersihan tangan yang baik, dan menyimpan peralatan medis yang disterilkan bisa dilakukan.

Pengunjung dan staf medis yang sakit pun sebaiknya, menghindari untuk bersentuhan dengan bayi. Jika bayi terkena infeksi bakteri, ada antibiotik yang bisa mengatasinya.

Pendarahan otak

Bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 32 minggu berisiko tertinggi mengalami pendarahan otak. Jenis perdarahan ini bisa berkisar dari ringan hingga berat. Beberapa bayi ada yang tidak memiliki efek jangka panjang.

Bayi prematur dengan pendarahan otak yang parah dapat menyebabkan cerebral palsy atau gangguan perkembangan saraf lainnya.

Ng mengatakan, rangsangan positif ke otak, seperti sentuhan orang tua, dan suara orang tua dapat memperbaiki perkembangan otak bayi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya