Sabu Bikin Kurus itu Hanya Sesaat, Ujung-ujungnya Bisa Mati

Salah satu kenikmatan memakai sabu memang bisa bikin berat badan cepat turus alias kurus, tapi ujung-ujungnya bisa sebabkan kematian.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 17 Feb 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2018, 14:00 WIB
Dhawiya Zaida
Putri ratu dangdut Elvy Sukaesih, Dhawiya Zaida. (Instagram@Dhawiya Zaida)

Liputan6.com, Jakarta Pipi anak perempuan Elvy Sukaesih, Dhawiya Zaida yang terjerat narkoba jenis sabu terlihat lebih tirus.

Dari banyak foto yang beredar di media sosial, Dhawiya memang tampak lebih langsing. Warganet yang berkomentar langsung mengaitkan penggunaan sabu dengan dampak yang bisa bikin langsing atau kurus dalam sekejap. Benarkah itu?

Dikutip dari situs Klik Dokter, dr Ellen Theodora, membenarkan bahwa sabu dapat menurunkan berat badan secara drastis, tapi itu merupakan dampak jangka pendek saja.

Walaupun pengguna sabu seperti Dhawiya Zaida mengalami penurunan berat badan, hal tersebut bukanlah kabar baik.

Sebab, masih banyak dampak jangka pendek yang akan dirasakan saat menggunakan sabu, seperti pola tidur yang terganggu, memicu hiperaktif, rasa mual, delusi, agresif, dan sifat lekas marah.

"Efek lain yang juga mengkhawatirkan yaitu insomnia, kebingungan, halusinasi, kecemasan berlebih, dan paranoid," tulis dr Ellen Theodora dikutip Health Liputan6.com pada Sabtu, 17 Februari 2018.

Namun, penggunaan sabu dengan dosis berlebihan, bisa mengakibatkan kejang-kejang dan kematian.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penggunaan Sabu Jangka Panjang

Dhawiya Zaida
Putri ratu dangdut Elvy Sukaesih, Dhawiya Zaida ditangkap karena sabu (Instagram@Dhawiya Zaida)

Sementara itu, pemakaian sabu dalam jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan, kekurangan gizi, depresi, dan yang paling parah adalah kerusakan permanen pada pembuluh darah.

Kemudian dapat terjadi peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, serta kerusakan pembuluh darah di otak yang menyebabkan stroke atau detak jantung tidak teratur, sehingga memicu kerusakan jantung dan lainnya. Dan pada akhirnya semua itu akan berujung pada kematian.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya