Masih Muda seperti Davide Astori, Kok Bisa Kena Serangan Jantung?

Kematian mendadak yang dialami Kapten Fiorentina, Davide Astori, diduga karena serangan jantung.

oleh Aditya Eka PrawiraBenedikta Desideria diperbarui 05 Mar 2018, 14:30 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2018, 14:30 WIB
Mengenang Sosok Davide Astori, Kapten Fiorentina yang Meninggal
Orang dengan Aktivitas Fisik yang Sering seperti Davide Astori, 31 Tahun, Memang Paling Rentan Kena Serangan Jantung (AP Photo / Paolo Giovannini)

Liputan6.com, Jakarta Kapten tim sepak bola Fiorentina Davide Astori (31 tahun) meninggal dunia saat tidur jelang pertandingan lawan Udinese. Astori diduga meninggal karena serangan jantung.

Hingga kini masih dilakukan autopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematian Astori. Jika memang benar serangan jantung, apa yang terjadi padanya sama dengan Cheick Tiote atau Daniel Jarque yang meninggal karena serangan jantung. Hal ini membuat banyak orang bertanya-tanya, bagaimana bisa seorang atlet yang dikenal sehat bisa terkena serangan jantung?

Sebenarnya, bukanlah salah dari olahraga itu sendiri. Walaupun sebagian besar atlet menjalani pola hidup sehat, bukan berarti ia terbebas dari serangan jantung.

Penyebab sebenarnya adalah atlet yang terkena serangan jantung itu, terlalu berlebihan dalam menjalani aktivitas fisiknya. Hal ini diungkapkan langsung oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Dicky Hanafy beberapa waktu lalu.

(Baca: Mengapa Banyak Atlet yang Meninggal Karena Serangan Jantung?)

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 

Aktivitas Fisik Berlebihan Bisa Sebabkan Serangan Jantung seperti Davide Astori

Mengenang Sosok Davide Astori, Kapten Fiorentina yang Meninggal
Foto pada tanggal 15 Februari 2017, Kapten Fiorentina Davide Astori saat mengikuti latihan di Moenchengladbach, Jerman. Bek dengan tinggi 188 cm ini merupakan jebolan akademi AC Milan. (Marius Becker / dpa via AP)

Dicky menjelaskan, aktivitas fisik yang berlebihan dapat membuat terjadinya pengembangan pada organ jantung yang terlalu lebar.

"Akibatnya, oksigen yang didapat otot jantung jadi tidak berhenti. Alhasil, orang tersebut bisa mengalami serangan jantung," kata Dicky Hanafy beberapa waktu lalu.

Prinsipnya, risiko seperti ini dapat terjadi pada semua jenis olahraga. Karena sepertinya halnya otot dalam tubuh, bila dilatih, otot akan terus berkembang. Pun yang terjadi pada otot jantung.

Bila otot sering dilatih, akan berubah menjadi tebal dan itu bagus. "Saat orang melakukan aktivitas fisiknya sangat berlebihan hingga otot jantung menebal dan terlalu melebar, inilah yang bahaya. Oksigen yang seharusnya diterima oleh otot jantung, jadi tidak diterima. Akibatnya, timbul gangguan pada jantung," tambah dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya