3 Sifat Orangtua yang Sangat Dibenci Rasulullah SAW

Catat tiga sifat dan perilaku para orangtua yang sangat dibenci Nabi Muhammad SAW

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mei 2018, 17:15 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2018, 17:15 WIB
Ilustrasi orangtua baru (iStock)
Ilustrasi orangtua baru (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Ada tiga sifat dan perilaku dari orangtua yang sangat dibenci Nabi Muhammad SAW. Sebab, di dalam ajaran Islam dan ajaran agama lainnya, baik ayah maupun ibu sudah seharusnya memberi contoh hal-hal baik pada anak-anak tercinta.

Menjadi orangtua berarti harus siap belajar dan mengajar seumur hidup. Hal ini karena kita harus mengasuh anak sesuai dengan zaman dan senantiasa menggali ilmu pengasuhan.

Dikutip dari wajibbaca.com, Nabi Muhammad SAW mencontohkan pada para orangtua untuk mengajarkan ilmu agama dan kebaikan pada anak-anaknya.

Beliau melarang keras orangtua berbuat kasar pada anak. Hal ini karena baik buruknya anak sangat bergantung pada pola asuh orangtua. Untuk itu ada hindari sikap orangtua yang sangat tak disukai Rasulullah SAW. Apa saja?

 

1. Memaki Anak

Jangan pernah melontarkan ucapan buruk apalagi mencaci dan menghina buah hati sendiri. Misalnya, seorang ayah karena emosi berkata "bodoh" dan kata kasar lainnya pada anak.

Termasuk dalam kategori ini adalah memberi nama kepada si anak dengan nama yang buruk.

Seorang lelaki penah mendatangi Umar bin Khattab seraya mengadukan kedurhakaan anaknya. Umar kemudian memanggil putra orang tua itu dan menghardiknya atas kedurhakaannya.

Tidak lama kemudan anak itu berkata, “ Wahai Amirul Mukminin, bukankah sang anak memiliki hak atas orang tuanya?”“ Betul,” jawab Umar. “ Apakah hak sang anak?” “ Memilih calon ibu yang baik untuknya, memberinya nama yang baik, dan mengajarkannya Al-Qur’an,” jawab Umar. 

“Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya ayahku tidak melakukan satu pun dari apa yang engkau sebutkan. Adapun ibuku, ia adalah wanita berkulit hitam bekas hamba sahaya orang Majusi; ia menamakanku Ju’lan (kumbang), dan tidak mengajariku satu huruf pun dari Al-Qur’an,” kata anak itu.

Umar segera memandang orang tua itu dan berkata kepadanya, “ Engkau datang untuk mengadukan kedurhakaan anakmu, padahal engkau telah durhaka kepadanya sebelum ia mendurhakaimu. Engkau telah berbuat buruk kepadanya sebelum ia berbuat buruk kepadamu.”

Rasulullah SAW sangat menekankan agar kita memberi nama yang baik kepada anak-anak kita. Abu Darda’ meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda,

“Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kalian dan nama ayah kalian, maka perbaikilah nama kalian.” (HR. Abu Dawud dalam Kitab Adab, hadits nomor 4297).

Jadi, adalah sebuah bentuk kejahatan bila kita memberi dan memanggil anak kita dengan sebutan yang buruk lagi dan bermakna menghinakan dirinya.

 

2. Pilih Kasih

Memberi lebih kepada anak kesayangan dan mengabaikan anak yang lain adalah bentuk kejahatan orangtua kepada anaknya. Sikap ini adalah salah satu faktor pemicu putusnya hubungan silaturrahmi anak kepada orang tuanya dan pangkal dari permusuhan antar saudara.

Nu’man bin Basyir bercerita, “ Ayahku menginfakkan sebagian hartanya untukku. Ibuku –’Amrah binti Rawahah—kemudian berkata, ‘Saya tidak suka engkau melakukan hal itu sehingga menemui Rasulullah.’ Ayahku kemudian berangkat menemui Rasulullah SAW. sebagai saksi atas sedekah yang diberikan kepadaku. Rasulullah saw. berkata kepadanya, ‘Apakah engkau melakukan hal ini kepada seluruh anak-anakmu?’ Ia berkata, ‘Tidak.’ Rasulullah saw. berkata, ‘Bertakwalah kepada Allah dan berlaku adillah kepada anak-anakmu.’ Ayahku kemudian kembali dan menarik lagi sedekah itu.” (HR. Muslim dalam Kitab Al-Hibaat, hadits nomor 3055).

 

3. Tidak Memberi Pendidikan yang Baik

Ada syair Arab yang berbunyi, “Anak yatim itu bukanlah anak yang telah ditinggal orang tuanya dan meninggalkan anak-anaknya dalam keadaan hina. Sesungguhnya anak yatim itu adalah yang tidak dapat dekat dengan ibunya yang selalu menghindar darinya, atau ayah yang selalu sibuk dan tidak ada waktu bagi anaknya.”

Ajaran penting dari syair tersebut adalah perhatian dari orangtua. Bentuk perhatian yang tertinggi orangtua kepada anaknya adalah memberikan pendidikan yang baik. Tidak memberikan pendidikan yang baik dan maksimal adalah boleh dibilang sikap orangtua yang sangat buruk.

Penulis : Mutia/ Dream.co.id

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya