Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Bikin Merinding, Ini 3 Ritual Seks Aneh yang Masih Diyakini di Afrika

Ada beberapa ritual seks aneh yang masih diyakini masyarakat di Afrika hingga kini.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 25 Mei 2018, 21:00 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2018, 21:00 WIB
Hubungan seks
Ritual seks aneh di Afrika. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Beberapa negara di Afrika punya ritual seks yang aneh. Ritual seks sudah terjadi bertahun-tahun lamanya, bahkan menjadi tradisi yang terus diturunkan dan masih dilakukan.

Melansir laman Face 2 Face Africa, Jumat (25/5/20180, ritual seks  aneh ini banyak dikritik para kririkus. Walaupun adat istiadat diyakini masih berlangsung di beberapa desa terpencil di Afrika, ritual itu harus segera dihentikan karena melanggar hak asasi manusia. Selain itu, ritual seks yang aneh juga berisiko menyebarkan penyakit menular seksual.

Berikut beberapa ritual seks aneh dari benua Afrika:

Upacara menculik istri

Upacara ini dipraktikkan oleh suku Wodaabe, subkelompok dari kelompok etnis Fulani, yang berada di wilayah Sahel.

Ritual seks ini dalam bentuk kontes kecantikan. Pria berpakaian rapi dan merias diri dengan wajah dicat warna yang berbeda.

Mereka melakukan tarian Gerewol yang spektakuler hanya untuk menarik seorang wanita. Wanita pun bebas, apakah ia menikah atau tidak.

Para wanita juga dapat memilih pria sebanyak yang mereka inginkan dan berhubungan seks sebelum menetap di satu atap (rumah).

Yang menarik adalah bukan masalah besar, berapa lama wanita yang bersangkutan telah menikah. Begitu ia memilih laki-laki, seluruh anggota suku menerima keputusan itu dan menganggapnya sebagai perkawinan sejati.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

Pembersihan seksual (Sexual cleansing)

Pertanyaan seks (iStock)
Ada ritual pembersihan seksual. (iStockphoto)

Dalam bahasa lokal disebut Kusasa Fumbi. Ritual seks ini dipraktikkan di beberapa negara Afrika, seperti Malawi, Zambia, dan Kenya.

Pada ritual ini, gadis-gadis muda diwajibkan berhubungan seks dengan pekerja seks pria berbayar, yang dikenal sebagai "hyena." Setelah para gadis mendapatkan menstruasi pertama, mereka melakukan ritual seks itu.

Tradisi pembersihan seksual dapat berlangsung selama tiga hari. Gadis-gadis dibawa ke tempat terpencil yang mana mereka menghabiskan tiga hari untuk belajar berbagai aspek kewanitaan, termasuk bagaimana cara menyenangkan seorang pria.

Penduduk setempat percaya, praktik ini mencegah penyakit. Namun, pada tahun 2016, praktik ini menjadi berita utama, setelah situs berita BBC mengungkap, seorang pria yang dipekerjakan untuk 'tidur' dengan gadis-gadis.

Satu orang pria diketahui bernama Eric Aniva akhirnya terkena HIV positif. Ia dikatakan telah 'tidur' dengan lebih dari 100 gadis.

Sejak saat itu, banyak aktivis berkampanye menentang ritual seks ini, yang diyakini masih berlangsung di beberapa daerah terpencil di Malawi.

Uji keperawanan

Vagina
Ada juga uji keperawanan. (iStockphoto)

Ritual seks ini adalah tradisi populer di Afrika Selatan, terutama di antara kelompok etnis Zulu, yang tinggal di provinsi kwaZulu Natal.

Gadis yang berpartisipasi dalam ritual seks harus diuji keperawanannya, apakah masih murni atau tidak. Uji keperawanan dilakukan di ruang yang terpencil menggunakan tangan kosong.

Gadis yang diuji harus berbaring telentang dengan kakinya terbuka. Kemudian penguji membuka vagina dengan kedua tangan, lalu melihat ke dalam.

Yang dilihat adalah, apakah selaput daranya masih utuh. Jika selaput dara masih utuh, gadis itu diberikan sertifikat keperawanan.

Selama bertahun-tahun, kelompok hak asasi manusia menyuarakan larangan praktik ritual seks ini. Uji keperawanan dinilai kuno dan melanggar hak-hak perempuan.

Sayangnya, penduduk setempat bersikukuh, uji keperawanan perlu dilakukan, terutama untuk mencegah penularan HIV/AIDS di Afrika Selatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya