Hari Kelahiran Pancasila, Momen Tepat Ajarkan Anak Nilai-nilainya

Sekalipun saat ini akses internet mampu memberikan edukasi tentang nilai-nilai Pancasila, tetap saja guru dan orangtua punya peran yang paling penting dalam penerapannya.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 01 Jun 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2018, 13:00 WIB
20160601-Warga Yogyakarta Rayakan Hari Pancasila dengan Pawai di Malioboro
Peserta membawa bendera Merah Putih saat mengikuti pawai dengan membawa lambang Garuda Pancasila di Jl Malioboro, Yogyakarta, (01/6/2016).Pawai di selenggarakan untuk memperingati hari lahir Pancasila.(Boy Harjanto)

Liputan6.com, Jakarta Hari kelahiran Pancasila yang jatuh pada 1 Juni merupakan momentum bagi masyarakat untuk lebih menyadari pentingnya ideologi bangsa bagi generasi muda. Terutama, dengan banyaknya isu-isu radikal dan SARA yang mengancam persatuan bangsa.

Di sini, pendidikan formal memiliki peran penting dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila pada kaum muda, serta mencegah mereka dari nilai-nilai yang berbahaya.

Sekalipun anak sudah mampu mendapatkan edukasi dari internet maupun media sosial, hal itu dianggap belum cukup. Itu karena saat ini masih banyak konten-konten negatif dan radikal di sana.

"Sebenarnya kalau untuk anak dan remaja memang tempat belajar pertama adalah tempat belajar formal," ujar psikolog klinis, Ayu Pradani Sugiyanto Putri, MPsi.

"Peran media sosial sebagai alat edukasi ideologi bangsa adalah sebagai tempat belajar lanjutan dan sebagai pengingat kembali akan apa yang sudah dipelajari sebelumnya," ucap Ayu ketika dihubungi Health-Liputan6.com, Jumat (1/6/2018).

Di sini, peran guru bagi penanaman nilai-nilai Pancasila penting bagi anak dan remaja.

Simak juga video menarik berikut ini:

Peran Guru dan Orangtua

Hari Lahir Pancasila
Pohon sukun yang diyakini sebagai tempat Sukarno atau Bung Karno merenungkan mengenai Pancasila saat pengasingan di Ende, NTT. (Liputan6.com/Ola Keda)

Ketika berkomentar mengenai terorisme di Surabaya beberapa waktu lalu, ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga menyatakan, saat ini terjadi pergeseran pola rekrutmen teror dari orang dewasa ke anak. Karena itulah, anak juga harus mendapatkan guru yang tepat.

"Pastikan bahwa anak mendapatkan guru yang tepat, berpikir luas, dan memiliki pemahaman keagamaan yang tepat. Tak ada ajaran agama yang mengajarkan terorisme. Terorisme melanggar ajaran agama dan prinsip-prinsip nilai bernegara dan berkebangsaan," ujar Susanto beberapa waktu lalu.

Selain itu, untuk menjaga nilai Pancasila terutama sila ke-3, yaitu "Persatuan Indonesia" yang saat ini rentan perpecahan, orangtua juga punya peran untuk mencegah anak dari nilai-nilai radikal dan fanatik.

"Pencegahan yang dapat orangtua lakukan adalah dengan memberikan sudut pandang lain terhadap suatu hal," kata Ayu ketika dihubungi beberapa waktu lalu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya