Liputan6.com, Jakarta Inovasi pangan lokal dapat menjadi upaya pencegahan stunting (kekurangan gizi kronis pada anak). Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi pangan saat mengolah makanan setempat.Â
Hal itu disampaikan Deputi Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Tri Nuke Pudjiastuti.
Baca Juga
"Sebenarnya kami belum melakukan penelitian khusus soal stunting. Kami baru penelitian tentang inovasi pangan lokal. Ternyata inovasi pangan secara tidak langsung mencegah stunting," jelas Nuke di sela-sela acara Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) XI di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (3/7/2018).
Advertisement
Sagu, kata Nuke, yang termasuk pangan lokal orang Papua bisa dikreasikan dalam bentuk makanan yang lebih menarik. Ada juga trik untuk menggalakkan orang Papua mencintai makan sagu.
Â
Saksikan juga video menarik berikut:
Â
Fortifikasi makanan
Â
Penambahan zat gizi mikro nutrien pada pangan atau yang dikenal dengan sebutan fortifikasi pangan juga solusi efektif mencegah stunting. Contoh fortifikasi yakni penambahan vitamin A pada minyak goreng.
"Fortifikasi pangan membuat makanan jadi lebih sehat dan bergizi," Nuke menambahkan.
Fortifikasi pangan pun tergantung pangan lokal yang ada di daerah masing-masing. Yang paling utama, kandungan gizi pada pangan akan bermanfaat diserap tubuh. Ketika gizi terpenuhi, anak pun tidak stunting (pendek).
Advertisement