Saran Ahli Gizi agar Program Diet Tak Kandas di Tengah Jalan

Diet yang sesungguhnya adalah mengonsumsi makanan secara ideal dan tentunya disertai olahraga.

oleh Arie Nugraha diperbarui 29 Nov 2018, 12:00 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2018, 12:00 WIB
Ilustrasi Diet
Ilustrasi Foto Diet (iStockphoto)

Liputan6.com, Bandung Banyak orang yang menjalani program diet untuk menurunkan berat badan kandas di tengah jalan. Untuk membulatkan tekad menjalani diet sehat, ahli gizi Rumah Sakit Hasan Sadikin (Dietisien RSHS) Dyah Widyastuti memberikan tips agar diet sukses dan tidak gagal.

"Kuatkan niat bahwa kita ingin menjalankan diet sesuai tujuan kita berdiet. Untuk tujuan berdiet ini juga bisa macam-macam," ujar Dyah ditulis Bandung, Rabu, 28 November 2018.

Dyah menjelaskan seseorang dalam menjalankan diet, yaitu menginginkan memiliki berat badan ideal. Tetapi ada juga karena mempunyai penyakit diabetes mellitus, dengan harapan gula darahnya terkontrol dari pola makan.

Sebagai awalan menjalani diet, sebaiknya melakukan konseling dengan ahli gizi untuk mengetahui jumlah kebutuhan kalori yang diharapkan. Dari kegiatan konsultasi, dietisen (ahli gizi) akan dapat melihat sejauh apa kemampuan seseorang menjalani diet.

Konsultasi tak cuma satu kali. Saat menjalani diet, harus ada pemantauan agar hasil sesuai dengan yang diharapkan.

"Yang paling terpenting dari itu semua sebenarnya adalah adanya perubahan perilaku dalam pola makan sehingga berat badan akan selalu terjaga," kata Dyah.

 

Jenis diet yang disarankan

5 Makanan sehari-hari yang berbahaya bagi kesehatan
Makanan ini pasti jadi bahan konsumsi sehari-hari, padahal semua berbahaya bagi kesehatan. (Foto: pixabay.com)

Diet yang dianjurkan oleh dietisen adalah diet seimbang. Dalam diet seimbang, ahli gizi akan merancang kebutuhan kalori yang dibutuhkan.

Dyah menjelaskan pola makan ketika diet juga diatur sesuai dengan pola makan sehari-hari sehingga pengaturan makan tidak memberatkan. Diet gizi seimbang, tutur Dyah, telah diikuti oleh puluhan orang dalam Program 100 Hari Penurunan Berat Badan di RSHS.

"Program diet seimbang, dietisen mengatur pola makanan peserta sesuai kebiasaan peserta dan hanya mengatur jenis makanannya. Aturannya adalah pemenuhan karbohidrat sebesar 60-70 persen, kemudian protein 10-15 persen dan lemak 20-25 persen," jelas Dyah.

Harapan dari diet seimbang ini, yaitu bisa menerapkan pola makan seimbang sehingga kecenderungan membuat berat badan lebih stabil dan akan lebih langgeng pengaturan dietnya. Intinya, pada diet seimbang pola makan jumlahnya hanya dibatasi dan dikurangi.

 

Pola makan

makanan sehat
ilustrasi/copyright unsplash.com/Andrik Langfield

 

Pola makan juga harus diperhatikan. Pola makan yang baik adalah diatur dengan tiga makanan utama, kemudian ada selingan makanan.

"Karena makanan yang masuk ke dalam tubuh akan dicerna dan setelah tiga jam kemudian, lambung kita akan kosong kembali. Nutrisi nantinya akan dimasukkan kembali, tetapi tidak berlebihan setiap 3-4 jam seseorang sampai menjelang istirahat," tuturnya.

Sekitar 3-4 jam menjelang tidur tambah Dyah, pada diet seimbang tidak diperbolehkan mengonsumsi makanan karena pada kisaran waktu tersebut posisi tubuh dalam kondisi tidur. Pada saat tidur, seluruh proses metabolisme di dalam akan berhenti.

Namun hal itu, mengakibatkan salah persepsi bahwa makan malam akan mengakibatkan gemuk. Pada intinya, semua makanan itu baik yang kadang-kadang menjadi tidak baik karena kemungkinan jumlahnya tidak sesuai dengan yang seharusnya dikonsumsi. Sehingga total kalori yang dikonsumsi bisa berlebih atau sebaliknya. 

 

Saksikan juga video menarik berikut

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya