Liputan6.com, Jakarta Tatkala seseorang mau membangun massa otot, biasanya mereka akan meningkatkan asupan protein sehari-hari.
Sering dijumpai, mereka yang ingin tampak lebih berotot, bisa menyantap lebih dari sepuluh butir dalam sehari. Ditambah pula dengan susu tinggi protein yang diyakini dapat mempercepat proses pembentukan otot.
Baca Juga
Namun, menurut dokter spesialis kedokteran olahraga dari Jeda Wellnest Wahid Hasyim Jakarta, Sophia Hage, takaran untuk asupan protein sehari-hari normalnya tak perlu banyak. Cukup dua gram dikalikan berat badan.
Advertisement
"Misalnya, 50 dikalikan dua, 100 gram dari asupan sehari-hari sudah cukup," kata Sophia saat dihubungi Health Liputan6.com belum lama ini.
Sekalipun sedang menjalankan program tertentu, tak perlu juga sampai berkali-kali lipat meningkatkan porsi asupan protein tersebut.
"Lebih dari dua gram sehari (masih normal), tapi tidak sampai dua kali lipat. Apalagi menjalankan olahraga ini untuk rekreasional, bukan untuk yang sifatnya prestasi," katanya.
Jangan Hanya Berfokus pada Satu Sumber
Daripada hanya berfokus pada satu sumber tertentu saja, Sophia lebih suka menyarankan kliennya untuk diet seimbang. Artinya, turut memerhatikan jumlah asupan mineral, vitamin, dan lemak yang masuk.
"Ada banyak aspek yang mesti diperhatikan, tidak hanya protein yang dipikirin, tapi gizi seimbang," katanya.
Sebenarnya, lanjut Sophia, untuk asupan protein tidak terbatas hanya telur, dada ayam, atau daging merah saja. Harus bervariasi dalam sehari.
"Bicara gizi, bukan hanya bicara jumlah, tapi jenis dan bagaimana makanan itu diproses," kata Sophia.
Sebab, sumber protein yang tubuh butuhkan tidak cuma berasal dari protein hewani semata, tapi juga protein nabati. Dengan kata lain, tidak mengandalkan satu sumber saja.
Advertisement