Tsunami Selat Sunda, Puskesmas Jadi Fasilitas Utama Tangani Korban

Puskesmas jadi fasilitas utama dalam penanganan korban tsunami Selat Sunda, sebelum dirujuk ke rumah sakit.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 25 Des 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 25 Des 2018, 13:00 WIB
10 Karyawan RSUD Tarakan Jadi Korban Tsunami Selat Sunda
Daftar korban luka tsunami Selat Sunda karyawan RSUD Tarakan terpampang di RSUD Tarakan, Jakarta, Selasa (24/12). Dirut RSUD Tarakan Dian Ekawati mengatakan 54 anggota rombongan wisata RSUD Tarakan menjadi korban tsunami. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Puskesmas jadi fasilitas utama dalam menangani korban tsunami Selat Sunda. Jika korban membutukan penanganan lebih lanjut, maka bisa dirujuk ke rumah sakit. Adanya sistem rujukan dinilai lebih efektif untuk menangani korban tsunami.

Saat meninjau korban tsunami Selat Sunda di Puskesmas Carita kemarin, Senin, 24 Desember 2018, Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek mengatakan, sistem rujukan merupakan pelayanan kesehatan berjenjang dengan memaksimalkan pelayanan kesehatan di Ppuskesmas.

“Kami ini punya sistem. Pertama, korban dibawa ke fasilitas kesehatan primer dulu (puskesmas). Di sana, apa yang bisa dilakukan. Misalnya, di Puskesmas Carita, korban yang luka-luka bisa ditangani, tanpa harus dirujuk ke rumah sakit,” kata Menkes Nila, sebagaimana dikutip dari Sehat Negeriku, Selasa (25/12/2018).

Untuk penanganan korban tsunami Selat Sunda di Pandeglang, rujukan dilakukan secara berjenjang. Jika pasien tidak dapat ditangani di puskesmas sekitar, pasien akan dirujuk ke rumah sakit terdekat, yakni RSUD Berkah Pandeglang.

“Jadi sistemnya (rujukan) sudah berjalan,” ujar Menkes Nila.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Mobilisasi dokter

Tsunami Selat Sunda
Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek meninjau korban tsunami Selat Sunda pada Senin, 24 Desember 2018. (Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI)

Kementerian Kesehatan juga melakukan penguatan pelayanan kesehatan dengan memobilisasi dokter.

“Bila perlu dokter, contohnya ada rumah sakit di sini yang memerlukan (tambahan) dokter, kita bisa saling membantu. Dokter tulang, kita bisa meminta dari Jakarta untuk segera hadir di sini,” tambah Menkes Nila.

Adapun jumlah tenaga kesehatan juga tersebar di area terdampak tsunami Selat Sunda di Lampung. Jumlah tenaga kesehatan yang terlibat dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Panjang, Lampung sebanyak 25 dokter, 42 perawat, serta 25 tenaga kesehatan keliling dari berbagai puskesmas wilayah terdekat RSUD Kabupaten di Lampung.

Sebanyak 21 unit ambulans dikerahkan untuk evakuasi korban. Unit ambulans berasal dari institusi pelayanan kesehatan yang ada di sekitar daerah terdampak dan KKP Panjang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya