Hindari Terus Menanyakan Kejadian Saat Tsunami Selat Sunda pada Korban

Menanyakan kejadian saat tsunami Selat Sunda kepada saudara atau teman yang menjadi korban malah berdampak buruk bagi mereka.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 27 Des 2018, 19:00 WIB
Diterbitkan 27 Des 2018, 19:00 WIB
Bersih-Bersih Rumah Usai Tsunami
Warga lokal Alimin membersihkan puing-puing dari rumahnya setelah tsunami di Carita, Banten, Kamis, (27/12). Ratusan orang tewas akibat tsunami Selat Sunda akhir pekan lalu. (AP Photo/Achmad Ibrahim)

Liputan6.com, Jakarta Tsunami Selat Sunda membuat 430 orang meninggal dunia, ribuan orang luka-luka, 159 orang hilang dan 21 ribu orang mengungsi seperti disampaikan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Bisa jadi, salah satu korban adalah saudara, rekan kerja, atau kolega Anda. Memberikan dukungan dan bantuan kepada saudara atau teman yang jadi korban tsunami Selat Sunda adalah hal yang amat baik. Lalu, bagaimana cara membuat mereka nyaman pascabencana dengan apa yang kita lakukan?

Pertama, memberikan bantuan. Selain materi, bisa juga memberikan bantuan psikologis seperti disampaikan psikolog Rena Masri saat dihubungi Health-Liputan6.com, Kamis (27/12/2018).

Bantuan psikologis bisa dilakukan dengan mengajak teman atau saudara yang sudah memiliki anak mengajak buah hati mereka beraktivitas. Bisa dengan bermain atau membacakan buku yang menarik serta hal-hal lain yang membuat mereka bahagia.

Rena juga mengingatkan jangan menanyakan terus menerus kejadian tsunami Selat Sunda kemarin. Hal itu malah berdampak buruk bagi mereka. 

"Jangan terus-terusan tanya kejadian kemarin. Hal ini akan membuat mereka ingat terus kejadian kemarin. Kejadian menakutkan itu akan diingat terus oleh mereka," kata Rena.

Lebih baik, menambah pengalaman-pengalaman membahagiakan bagi mereka. Sehingga, pengalaman yang kemarin bisa 'ditutupi' dan diterima oleh mereka.


Mendengarkan secara aktif

Teman curhat (iStock)
Ilustrasi teman curhat (iStockphoto)

Biasanya orang yang baru saja melewati kejadian bencana ingin bercerita tentang kesedihan atau ketakutannya. Biarkan mereka bercerita dan tugas kita adalah mendengarkan secara aktif.

"Dengarkan saja, yang penting aktif. Misalnya usai dia bercerita, 'Oh iya, lalu gimana perasaan kamu sekarang?'," kata Rena.

Hindari memberikan penghakiman atas tindakan mereka. Lebih baik besarkan hati mereka pascabencana. Jika memang apa yang dilakukan oleh teman atau saudara itu salah, jangan disalahkan saat itu.

 

Saksikan juga video  menarik berikut

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya