Liputan6.com, Jakarta Perayaan Imlek identik dengan warna merah. Masyarakat Tiongkok sangat percaya mengenai makna dari setiap warna, mereka menganggap warna merah adalah warna keberuntungan dan kegembiraan.
Pada saat perayaan Imlek, warna merah memiliki filosofi tersendiri. Dalam budaya Tiongkok, warna berhubungan dengan lima elemen utama, arah dan empat musim. Merah dikaitkan dengan api, selatan, dan musim panas. Namun bagaimana makna warna merah dalam kacamata psikologi?
Baca Juga
Ahli teori warna terkemuka, Faber Birren, percaya bahwa warna sangat terkait dengan indera, bahasa, lingkungan, dan fitur pribadi kita. Warna dalam rentang spektrum merah (merah, oranye, dan kuning) umumnya disebut sebagai warna yang hangat dan aktif serta berkaitan dengan emosi yang kuat, mulai dari kegembiraan, kemarahan, dan kekerasan.
Advertisement
Dalam psikologi warna, merah merupakan warna yang hangat dan membuat pikiran kita memikirkan kebutuhan fisik dan keinginan kita untuk bertahan hidup. Warna merah juga berkaitan dengan energi, gairah, dan tindakan.
Dilansir dari colorpsychology, warna merah memiliki energi maskulin yang kuat dan seringkali dikaitkan dengan kekuatan. Warna ini dapat membantu membangkitkan emosi dan memotivasi seseorang untuk melakukan tindakan, menandakan semangat dan kualitas kepemimpinan, serta merepresentasikan ambisi dan tekad seseorang.Â
Â
Saksikan juga video berikut ini:
Â
Merah simbol kekuasaan dan kebahagiaan
Menurut The Book of Life, warna merah muda menandakan berjiwa petualang, jenaka, tidak keras kepala, lebih tertarik diikuti daripada menjadi pengikut.
Ketika Napoleon menjadi Kaisar Perancis pada 1804, ia mengenakan jubah beludru berwarna merah tua yang indah. Warna tersebut mencerminkan warna singgasana, kekuasaan, dan kemegahan.
"Warna merah meningkatkan denyut nadi dan detak jantung dan meningkatkan tekanan darah seseorang. Warna merah adalah warna yang populer di restoran, karena dapat meningkatkan metablolisme tubuh sehingga nafsu makan seseorang akan meningkat juga," kata Hayden dalam bukunya A High Porch Picnic.
Eva Heller dalam bukunya Psychologie de la couleur, mengatakan merah merupakan warna darah, secara historis dikaitkan dengan pengorbanan, bahaya, dan keberanian. Survei modern di Eropa dan Amerika Serikat menunjukkan merah juga merupakan warna yang paling sering dikaitkan dengan panas, gairah, seksualitas, kemarahan, cinta, dan kegembiraan. Di Tiongkok, India, dan banyak negara Asia lainnya, merah adalah warna yang melambangkan kebahagiaan dan keberuntungan. Â
Ditulis oleh: Siti Nurhaifa
Advertisement