Rokok Elektrik Meledak, Pria di Texas Tewas

Serpihan rokok elektrik yang meledak mengenai tenggorokan pria ini.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 09 Feb 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2019, 12:00 WIB
Rokok Elektrik
Ilustrasi Rokok Elektrik atau Vape (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Seorang pria di Texas, Amerika Serikat meninggal karena stroke, setelah rokok elektrik yang dia gunakan meledak dan merobek arteri karotisnya. Kejadian itu terjadi pada 27 Januari lalu dan pemuda itu meninggal dua hari kemudian.

Dilaporkan CNN, William Brown (25) meninggal setelah serpihan vape meledak dan mengenai arteri karotis kirinya. Potongan metal rokok eletrik tersebut mengenai wajah dan lehernya seperti mengutip South China Morning Post pada Sabtu (9/2/2019).

Berdasarkan saksi mata, Brown sempat berusaha bertahan kemudian terjatuh dari mobil. Dia mencoba mengembalikan keseimbangan di kap mesin sebelum terjatuh lagi.

Manajer toko rokok elektrik yang baru saja didatangi Brown segera memanggil ambulans saat ledakan itu terjadi di dalam mobil di depan tokonya. Brown tidak membeli apa-apa ketika masuk ke dalam toko tersebut. Dia hanya menanyakan tentang sebuah merek yang tidak tersedia di toko itu.

Brown dilaporkan mengalami koma yang diinduksi secara medis. Sinar X menunjukkan bahwa serpihan rokok elektrik itu bersarang di tenggorokannya.

"Tiga potongan benda itu masuk ke tenggorokannya dan terjebak di sana," kata sang nenek Alice kepada KTVT.

Namun, pihak keluarga tidak mengerti mengapa dokter tidak segera mengoperasinya. "Dia memiliki masa depan, kehidupan di depannya," kata Alice menyesalkan.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

Bukan pertama kali

Rokok Elektrik
Ilustrasi Rokok Elektrik atau Vape (iStockphoto)

Meninggalnya Brown akibat rokok elektrik yang meledak bukan pertama kali di Amerika Serikat. Sebelumnya, seorang pria di Florida tewas karena vape meledak kemudian mengenai kepalanya.

Dalam studi oleh Tobacco Control, ada lebih dari dua ribu ledakan vape dan luka bakar di AS dari 2015 hingga 2017. US Fire Administration mempersalahkan kejadian semacam itu karena adanya prevalensi baterai lithium-ion yang ditemukan dalam rokok elektrik.

"Kontak dekat antara tubuh dan baterai yang paling bertanggung jawab atas parahnya cedera yang terlihat," tulis US Fire Administration dalam sebuah laporannya.

Centers for Disease Control and Prevention menyatakan, vape dan rokok elektrik lainnya menggunakan baterai untuk menyalakan peralatan yang memanaskan cairan, untuk dihisap sama seperti rokok biasa. Cairan ini biasanya mengandung nikotin dan terkadang mengandung perasa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya