Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

5 Alasan Langsung Tidur Setelah Bercinta Menurut Sains

Dari segi sains, ada alasan mengapa pasangan tidur setelah sesi bercinta yang panas.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 05 Apr 2019, 22:00 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2019, 22:00 WIB
Tidur setelah seks
Alasan tidur setelah bercinta menurut sains. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Tidur setelah bercinta menjadi salah satu aktivitas yang dilakukan sebagian besar pasangan. Suasana malam dan lokasi seks yang nyaman, seperti di kamar tidur termasuk faktor pelengkap seseorang tidur.

Dari segi sains, ada penyebab mengapa pasangan tidur usai berhubungan seks.

1. Lepaskan senyawa kimia

Seks dan orgasme melepaskan seyawa kimia yang kondusif untuk membuat kita tidur lebih nyenyak. Saat berhubungan seks, otak mengeluarkan banyak senyawa kimia, terutama dopamin, adrenalin, serotonin, dan oksitosin.

Seksolog Laura Deitsch menjelaskan ada beberapa hormon yang bertanggung jawab akan hal tersebut. "Dopamin adalah 'hormon memberikan mood baik' yang terkait dengan kebahagiaan, euforia, motivasi, dan konsentrasi. Adrenalin menyebabkan jantung berdetak kencang, kaki terasa lemas, serta meningkatkan kewaspadaan fisik dan mental," kata Deitsch, dikutip dari Romper, Jumat, 5 April 2019.

Oksitosin dikenal sebagai 'hormon cinta' dilepaskan saat bercinta. Serotonin adalah hormon bahagia yang mengatur suasana hati, menyingkirkan depresi, dan meningkatkan nafsu makan, tidur, dan hasrat seksual.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Kadar estrogen meningkat

Tidur setelah seks
Kadar estrogen meningkat. (iStockphoto)

2. Kadar estrogen meningkat

Peningkatan kadar estrogen (hormon seks wanita) meningkatkan tidur nyenyak pada wanita. Setelah berhubungan seks, tingkat estrogen secara keseluruhan naik, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Journal of Women's Health.

Psikolog klinis Michael J. Breus menjelaskan, estrogen membantu tubuh dalam memanfaatkan serotonin dan neurokimia yang membantu tidur.

"Estrogen berkontribusi pada kualitas tidur yang lebih tinggi. Jadi, Anda lebih sedikit terbangun sepanjang malam. Lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk tertidur," jelas Breus.

3. Seks menurunkan kadar kortisol

Penelitian menunjukkan, seks juga dapat menurunkan tingkat hormon stres (kortisol).

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Psychoneuroendocrinology menemukan, oksitosin dan kortisol adalah hormon "ying-yang" yang menyeimbangkan satu sama lain.

Artinya, ketika kadar oksitosin naik, maka kadar kortisol jadi lebih rendah.

Penghilang stres

bahagia
Seks jadi penghilang stres. copyright unsplash/Marcelo Matarazzo

4. Cukup berhubungan seks termasuk penghilang stres

Cukup berhubungan seks membantu tidur lebih nyenyak. Meluangkan waktu melakukan sesuatu yang sehat dan menyenangkan sebelum tidur dengan bercinta menjadi pilihan, jelas Deitsch.

5. Tempat tidur yang nyaman

Alasan lain tidur jadi lebih nyenyak setelah seks, yakni lokasi seks yang nyaman, khususnya di tempat tidur.

Jika Anda menghabiskan malam berhubungan seks, maka Anda langsung menuju ke alam mimpi.

"Peningkatan aliran darah akan membantu relaksasi fisik. Benar-benar tidak ada yang lebih baik selain menyusup ke bawah selimut di kasur setelah seks," ujar Deitsch.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya