Liputan6.com, Jakarta Swafoto menjadi salah satu aktivitas yang banyak dilakukan oleh para pengguna media sosial. Tidak tanggung-tanggung, seseorang bisa mengambil foto dirinya sendiri hingga berkali-kali.
Beberapa penelitian menemukan bahwa swafoto punya efek buruk jika dilakukan berlebihan. Beberapa studi sebelumnya menemukan bahwa ada dampak swafoto bagi kesehatan mental.
Baca Juga
Namun temuan terbaru ini menyatakan bahwa secara fisik, swafoto membuat seseorang bisa mengalami risiko penuaan lebih cepat.
Advertisement
Melansir New York Post pada Minggu (28/4/2019), perawat dan terapis kecantikan asal Wales, Sara Cheeney mengatakan bahwa sinar elektromagnetik yang dipancarkan dari ponsel bisa mempercepat penuaan pada tingkat yang mengkhawatirkan. Kondisinya bahkan dianggap sama seperti kulit yang terpapar sinar matahari secara berlebihan.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Bahaya Sinar Biru
Chenney mengatakan, dia melihat peningkatan jumlah pasien yang menderita kerusakan kulit akibat swafoto. Temuan ini didasarkan dari pengalamannya ketika menjalankan klinik kecantikan di Wrexham, Wales.
"Saya mendapatkan banyak blogger dan pasien yang mengambil swafoto setiap hari, datang kepada saya dan mengelu tentang masalah ini," kata Cheeney.
"Sinar biru dari layar ponsel pintar bisa mengakibatkan lebih banyak kerusakan daripada sinar matahari berlebihan," tambahnya. Maka dari itu, dia meminta agar para pengguna ponsel lebih berhat-hati. Khususnya mereka yang masih berusia muda.
Â
Advertisement
Tidak Bisa Dikembalikan dengan Tabir Surya
Cheeney mengatakan, wanita merupakan kelompok yang paling berisiko mengalami masalah dengan kulit sensitif dan cenderung menggunakan lebih banyak produk media sosial. Selain itu, dengan semakin bertambahnya aplikasi media sosial, dikhawatirkan masalah kulit akibat swafoto juga semakin bertambah.
Pakar dermatologi Zein Obagi mengatakan bahwa dirinya tahu ketika pasiennya melakukan swafoto, hanya dari melihat kulit yang rusak. Dia menambahkan, penggunaan tangan untuk bersafoto juga bisa dianalisis.
"Anda mulai bisa melihat tekstur kusam dan kotor yang tidak bisa diidentifikasi di satu sisi wajah," kata Obagi.
Meski begitu, pelembap dan tabir surya tidak bisa mengembalikan kondisi kulit seperti semula. Cheeney merekomendasikan bahwa dehidrasi kulit dari dalam, serta penggunaan tabir surya yang melindungi terhadap cahaya dan inframerah yang bersifat High Energy Visible (HEV), adalah cara untuk merawat kulit yang sudah rusak.