Pasangan yang Menikah Lama Lebih Bahagia dan Penuh Cinta

Studi ungkap pasangan yang terikat pernikahan dalam waktu lama memiliki kesempatan lebih besar untuk bahagia.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 09 Jul 2019, 23:00 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2019, 23:00 WIB
Ilustrasi Pernikahan
Ilustrasi Pernikahan (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi kembali menunjukkan manfaat menikah. Studi yang dilakukan oleh University of California, Berkeley, menemukan bahwa pasangan yang terikat pernikahan dalam waktu lama memiliki kesempatan lebih besar untuk bahagia. Menurut studi tersebut, pasangan yang sudah menikah lama lebih banyak berbagi tawa dan cinta dibandingkan pasangan yang berpisah karena perbedaan.

Apakah artinya kesempatan untuk berbahagia jadi meningkat bila seseorang tetap mempertahankan pernikahan?

"Lebih kepada penerimaan dan kedewasaan yang muncul seiring bertambahnya usia. Misalnya, pada awal pernikahan, perbedaan antara pasangan seolah begitu besar karena mereka ada dalam fase saling mengenal dan memahami lebih dalam lagi. Namun seiring dengan bertambahnya usia, pasangan akan belajar untuk menyesuaikan diri sehingga pertengkaran akan digantikan dengan penerimaan," konsultan psikolog senior Shweta Singh menjelaskan.

Shweta juga menjelaskan, terkadang perpisahan tak terhindarkan karena perbedaan di antara pasangan tak mungkin diatasi. Namun, pasangan menikah yang berhasil melewati rintangan tersebut akan belajar untuk hidup bersama dan menjaga kesetiaan. Ketika usia bertambah, mereka akan menciptakan kenangan bersama seperti memiliki anak, mengusahakan pencapaian karier, dan lainnya.

"Episode-episode hidup seperti itu akan membuat mereka semakin dekat dan mulai menikmati kehidupan yang bahagia, yang tentunya tak terjadi dalam waktu semalam," cetus Shweta, melansir laman Times of India.

 

 

Kadar Depresi Rendah

Para peneliti dari University of California juga menemukan kaitan antara pernikahan yang berdurasi lama dengan rendahnya tingkat depresi.

"Meskipun mengalami kehilangan teman dan keluarga, lansia yang memiliki pernikahan stabil secara relatif bahagia dan mengalami kadar kecemasan dan depresi yang rendah. Pernikahan baik untuk kesehatan mental mereka," jelas penulis studi Roberst Leveson, profesor di bidang psikologi dari UC Berkeley.

Tak hanya itu, para peneliti juga menemukan, individu yang menjalani pernikahan dalam waktu lama memiliki sedikit perilaku negatif seperti bertengkar, saling mengkritik serta defensif. Ini karena mereka lebih bayak mengembangkan perilaku positif seperti berbagi tawa, humor, cinta dan kasih sayang.

Temuan yang dipublikasikan dala jurnal Emotion serta situs resmi UC Berkeley ini dilakukan selama kurang lebih 25 tahun. Dikepalai oleh Robert Levenson, tim peneliti mempelajari 150 pasangan yang menikah lama dan mulai mempelajari fase pernikahan mereka pada tahun 70-an, 80-an, dan 90-an. Studi ini dimulai pada 1989.

Para peneliti berpendapat, setiap pernikahan unik. Namun hal mendasar seperti cinta, kasih sayang, dan penyesuaian adalah faktor umum yang akan mendukung pernikahan bahagia. Akan terasa kurang tepat bila disebutkan ada formula rahasia bagi pernikahan bahagia, karena setiap pasangan akan melalui fase buruk, perbedaan pendapat dan kekecewaan. Tapi pasangan yang bekerja keras mengatasi perbedaan dan masalah dengan kasih sayang dan kesabaran akan mendapat hadiah pernikahan bahagia untuk seumur hidup.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya