Liputan6.com, Jakarta Kehidupan modern ternyata berdampak pada kebiasaan berhubungan seks manusia. Sebuah studi yang dilakukan terhadap orang-orang Inggris membuktikannya.
Para peneliti dari London School of Hygiene and Tropical Medicine menemukan bahwa kehidupan modern seperti penggunaan internet dan kesibukan, membuat berkurangnya waktu berhubungan seks pasangan di Inggris.
Baca Juga
Mengutip The Independent pada Senin (29/7/2019), studi tersebut menyatakan bahwa kurang dari setengah masyarakat Inggris, melakukan hubungan seks sekali dalam seminggu. Namun, jumlahnya terus berkurang.
Advertisement
Para peneliti menambahkan, angka penurunan berhubungan seks tertinggi terlihat pada para pasangan suami istri berusia 25 tahun ke atas.
"Mereka yang berusia di bawah 25 tahun dan masih lajang, cenderung kurang aktif secara seksual, tetapi kami melihat penurunan tajam dalam frekuensi mereka yang berusia 25 tahun ke atas dan sudah menikah atau tinggal bersama," tulis para peneliti dalam jurnal British Medical Journal.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Penurunan Aktivitas Seksual Masyarakat
Dalam penelitian ini, mereka menganalisis data dari lebih 34 ribu pria dan wanita usia 16 hingga 44 tahun lewat National Survey of Sexual Attitudes and Lifestyles (Natsal) di tahun 1991, 2001, dan 2012. Terlihat bahwa penurunan aktivitas seksual pada masyarakat Inggris paling terlihat di antara 2001 dan 2012.
Para peserta yang menikah dan melaporkan hubungan seks hingga 10 kali atau lebih dalam sebulan terakhir, terlihat berkurang setengahnya. Dalam survei pertama angkanya adalah 13,2 persen pada wanita dan 11,5 persen pada pria. Namun di survei ketiga atau terakhir, menjadi 15,1 pada perempuan dan 12,8 persen pada laki-laki.
Mereka juga mencatat, rata-rata orang-orang usia 35 hingga 44 tahun yang melaporkan hubungan seks pada sebulan terakhir turun dari empat menjadi dua di antara wanita, dan empat menjadi tiga bagi pria.
Â
Advertisement
Terkait dengan Kehidupan Modern
Secara keseluruhan, 41 persen pria dan wanita melakukan hubungan seks hanya seminggu sekali atau lebih sedikit dalam sebulan.
"Beberapa faktor mungkin menjelaskan penurunan ini, tapi salah satunya mungkin merupakan dampak tipis dari kehidupan modern," kata penulis utama Profesor Kaye Wellings.
Wellings menambahkan, kesetaraan gender juga berpengaruh di bidang seksual. Misalnya, jika sebelumnya wanita berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan seksual pasangannya, saat ini mereka cenderung kurang melakukannya.
"Yang paling menarik di antara penjelasan tersebut, mungkin, mengingat usia dan orang-orang dengan status menikah yang paling terkena dampaknya, ini berkaitan dengan tekanan dan 'kesibukan' kehidupan modern."
"Kehidupan di era digital jauh lebih kompleks daripada era sebelumnya, batas antara ruang pribadi rumah dan dunia publik di luar menjadi kabur dan internet menawarkan ruang yang cukup luas untuk pengalihan," kata Wellings.