Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memuji tiga anggota Paskibraka yang bertugas menurunkan bendera merah putih pada upacara HUT ke-74 RI di Istana Merdeka, Jakarta.
Panglima mengaku bangga melihat cara mereka dalam mengambil keputusan di saat yang genting.
Baca Juga
Orang lain mungkin tidak menyadari adanya kendala yang dihadapi Paskibraka tim penurunan bendera, yaitu tali bendera melilit. Namun, Hadi melihat dengan jelas, termasuk saat tiga orang itu bekerjasama agar bendera merah putih dapat diturunkan.
Advertisement
Â
Menurut Panglima, semua hal bisa terjadi saat upacara sedang berlangsung. Itu mengapa tim yang bertugas harus bisa mengambil keputusan dengan cepat supaya hal buruk tidak terjadi.
"Mereka ini pintar. Begitu tahu terlilit, dia naikin dulu benderanya, baru diturunkan lagi. Saya menyaksikan itu langsung," kata Panglima TNI saat memberi pembekalan kepada seluruh Paskibraka Nasional 2019 di Markas Besar (Mabes) TNI di Cilangkap, Jakarta Timur pada Selasa, 20 Agustus 2019.
Baca juga:Â Tak Kalah Ganteng, Ini Profil Paskibraka Tim Pengibar Upacara Penurunan Bendera di Istana
Raut semringah langsung terpancar dari wajah tiga Paskibraka yang disinggung Panglima TNI. Muhammad Fany Nur Wibowo (Paskibraka Nasional 2019 dari Jawa Tengah), Bagas Satria Wijaya (Paskibraka Nasional 2019 dari Lampung), dan Zaini Fahmi (Paskibraka Nasional 2019 dari Kalimantan Tengah).
Sebab, usai menjalankan tugas, yang ada di benak mereka hanya sebuah kegagalan dan kesalahan. Air mata pun tak mampu mereka bendung, lantaran Fany, Bagas, dan Zaini merasa telah gagal menjalankan tugas.
Meski pelatih berkali-kali mengatakan bahwa mereka tidak gagal, tetap saja sulit bagi tiga orang Paskibraka yang berada di Tim Putih ini untuk menghapus air matanya.
Namun, mereka kini merasa lega karena setelah mendengar langsung omongan Panglima TNI tersebut. Bagas dan Zaini tidak menyangka, seorang yang kedudukannya paling tinggi di TNI memberi pujian seperti itu.
"Kalau Presiden yang memuji, itu sudah biasa karena beliau selalu memuji siapa saja," kata Bagas.
"Tapi, ini seorang Panglima, yang jarang sekali saya mendengar langsung memuji orang dan malah kami yang dipuji," kata Zaini kepada Diary Paskibraka Liputan6.com di Cibubur, Jakarta Timur.
Â
Simak Video Paskibraka Saat Menurunkan Bendera pada Upacara HUT ke-74 RI
Paskibraka Tim Penurunan Bendera Merah Putih Menceritakan Kronologisnya
Zaini menceritakan kronologis yang sebenarnya. Saat upacara pengibaran bendera, Zaini yang posisinya berada di belakang Presiden Joko Widodo (Jokowi), melihat tali tiang yang melilit.
Selesai upacara dan balik ke hotel, Zaini mengajak Fany dan Bagas mengatur siasat bila hal yang tidak diinginkan terjadi pada saat upacara penurunan.
"Sebenarnya, kami sudah mencoba (antisipasi) saat gladi bersih. Pas menurunkan bendera, macet di tengah tingah, talinya kelilit banyak banget. Kami putar-putar talinya, mau," kata Zaini.
Ternyata, yang ditakutkan itu terjadi. Pada saat Bagas menggerek tali, Zaini merasa tali yang dipegangnya agak berat. Seolah-olah sedang ditahan sama Bagas.Â
Namun, saat Zaini melihat ke atas, dia menemukan tali melilit cukup banyak. Dengan sigap, Zaini, Bagas, dan Fany mengeksekusi sesuai rencana yang sudah mereka susun. Dan, itu berhasil
"Kami berusaha tetap fokus dan tenang. Kalau gugup, pasti enggak akan sukses," ujarnya.
Menurut Zaini, kalau saja pada saat bertugas kemarin dirinya dan Bagas langsung tegang, semuanya akan kacau.
Oleh sebab itu, saat akan menukar tali yang sedang dia pegang ke Bagas, menukarnya pun harus benar-benar lembut agar katrolnya memutar lagi.
"Awalnya disangka Zaini, saya yang menahan talinya. Ternyata, pas Zaini lihat ke atas, talinya terlilit makanya benderanya enggak turun," kata Bagas.
Namun, setelah melakukan segala upaya dengan cara yang sudah mereka obrolkan sebelumnya, perlahan-lahan tali yang melilit itu lurus kembali, dan bendera pun pelan-pelan dapat diturunkan.
"Alhamdulillah, lancar. Kalau enggak ada kerjasama, akan berabeh," katanya.
Advertisement