Liputan6.com, Jakarta Secara fisik, Tryston Zohfeld sehat dan atletis. Namun, pemuda asal Texas, Amerika Serikat (AS) ini memiliki kebiasaan mengisap vape yang nyaris merenggut nyawanya.
Tryston menjadi salah satu dari sekian banyak korban vape di AS. Pria 17 tahun ini mengalami gagal napas akibat kebiasaannya tersebut. Awalnya, tidak ada yang tahu soal hal tersebut.
Baca Juga
"Saya terbangun hanya untuk muntah dan jantung saya berdetak kencang seperti ketika berjalan 100 mil per jam," kata Tryston pada WFAA, dikutip dari LAD Bible pada Selasa (3/9/2019).
Advertisement
Kondisi itu membuat Tryston dibawa ke Cook Children's Hospital. Ia ditempatkan di unit perawatan intensif. Selain itu, petugas medis memakaikan ventilator selama 10 hari.
Sang ayah, Matt mengatakan bahwa keluarga tidak tahu apakah putranya bisa bertahan atau tidak. Pemeriksaan X-ray mengungkapkan adanya penyumbatan pada paru-parunya.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Tak Lagi Pakai Vape
Dokter spesialis paru yang menangani remaja itu, Karen Schultz sempat tidak tahu apa penyebabnya, hingga salah seorang dari pihak keluarga mengungkapkan kebiasaan Tryston mengisap vape.
Para dokter mengatakan bahwa bahan kimia yang dihirup dari vape telah menyebabkan paru-paru Tryston mengembang ke tingkat tertentu, sehingga tidak bisa menukar oksigen dengan karbon dioksida lagi. Hal itu juga meninggalkan luka di sana.
Setelah 18 hari setelah dirawat, Tryston akhirnya pulih dan diperbolehkan pulang. Kejadian itu membuatnya dan teman-temannya untuk tidak lagi menggunakan rokok elektrik.
"Saya pasti sudah diberikan kesempatan kedua, segera setelah saya terbangun dari koma, saya tahu apa yang ingin saya lakukan," katanya.
"Mereka tidak seaman yang Anda kira."
Laporan dari Centre for Disease Control and Prevention AS mengumumkan, setidaknya ada 153 kasus penyakit paru-paru parah yang dikaitkan dengan penggunaan rokok elektrik. Semua kejadian itu sedang dalam penyelidikan mereka.
Advertisement