Liputan6.com, Jakarta Aktor Joaquin Phoenix mendapat penghargaan sebagai Aktor Terbaik di Golden Globe 2020 berkat perannya di film garapan Todd Phillips pada 2019 lalu, Joker.
Dedikasinya di film yang juga menjadi nominasi di Golden Globe 2020 tersebut memang terbilang total. Dia rela mempelajari penyakit mental gangguan tawa patologis hingga nyaris benar-benar stres akibat menurunkan berat badan.
Baca Juga
"Ternyata itu (menurunkan berat badan) mempengaruhi psikologi seseorang," kata Phoenix seperti dikutip dari Men's Health pada Senin (6/1/2020).
Advertisement
Dalam wawancaranya kepada The Hollywood Reporter, Phoenix mengungkapkan bahwa dia harus menurunkan berat badannya hingga sekitar 23,5 kilogram dalam waktu singkat.
"Orang benar-benar mulai menjadi gila ketika kehilangan berat badan sebanyak itu dalam waktu singkat," kata lawan main Scarlett Johanssen di film Her tersebut.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Mempelajari Penyakit Mental
Selain turun berat badan, aktor yang memiliki gaya hidup vegan ini juga belajar gangguan tawa patologis yaitu Pseudobulbar Affect. Kondisi ini menyebabkan seseorang bisa tertawa atau menangis tanpa terkendali.
Webmd menyatakan bahwa biasanya, masalah itu terjadi karena kerusakan pada area otak yang mengendalikan emosi. Beberapa penyebabnya bisa dikarenakan bahan kimia yang terkait depresi, cedera, hingga penyakit seperti tumor, demensia, atau Parkinson.
"Saya melihat video yang menunjukkan orang menderita tawa patologis, penyakit mental ini membuat mimik wajah tak terkendali," kata Phoenix pada media Italia Il Vernerdi.
Dikutip dari People, Phoenix mengatakan bahwa meski Joker melakukan kejahatan, namun menunjukkan karakternya secara psikologis memungkinkan audiens untuk bersimpati dengannya.
"Sulit untuk tidak bersimpati pada seseorang kepada seseorang yang mengalami trauma masa kanak-kanak," kata aktor 44 tahun itu. Di sisi lain, dia juga tidak membenarkan perbuatan kriminal yang dilakukan badut musuh Batman itu.
"Untuk seseorang di posisi itu, apakah itu berarti tindakannya masuk akal atau dibenarkan? Tentu saja tidak."
Advertisement