Diabaikan, Kanker Kulit Berubah Jadi Tanduk di Punggung Pria Ini

Kanker kulit yang diabaikan menyebabkannya berubah menjadi sebuah tanduk di punggung yang harus dioperasi

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 12 Jan 2020, 10:00 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2020, 10:00 WIB
Ilustrasi kanker kulit
Ilustrasi kanker kulit (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Seorang pria di Inggris harus dioperasi karena adanya sebuah "tanduk naga" yang tumbuh besar di punggungnya.  

Para dokter mengatakan bahwa "tanduk naga" ini disebabkan oleh kanker kulit yang dialami pria 50 tahun itu. 

"Kami melaporkan kasus langka dari jenis SCC (squamous cell carcinoma/karsinoma sel skuamosa) yang diabaikan oleh pasien yang tinggal di negara maju dengan akses gratis ke layanan kesehatan," kata para penulis di jurnal British Medical Journal, seperti dilansir dari The Independent pada Minggu (12/1/2020).

Dikutip dari Live Science, tanduk ini berwarna kuning kecokelatan. Awalnya, tanduk itu dimulai sebagai sebuah lesi kasar yang muncul di punggung pasien. 

Dalam tiga tahun, kulit itu menjadi semakin keras dan membentuk struktur tebal serta melengkung. Karena bentuknya, para dokter mengatakan benda itu mirip dengan tanduk naga.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Tumbuh karena Diabaikan

Check up dokter (sumber: IStockphoto)
Check up dokter (sumber: IStockphoto)

Saat diangkat, ukurannya mencapai panjang 140 milimeter, lebar 60 milimeter, dan tebal 55 milimeter.

Para dokter dari Countess of Chester Hospital di Cheshire melakukan eksisi pada tumor tersebut dengan dibantu anestesi umum. Kemudian, mereka melakukan rekonstruksi jaringan lunak menggunakan kulit dari paha pasien.

Pasien ini tidak memiliki riwayat keluarga dengan kanker kulit atau riwayat paparan sinar matahari berlebihan. Namun, kulitnya yang putih serta kebiasaan merokok menempatkannya pada risiko yang lebih besar terkena pertumbuhan ganas tersebut.

Penulis laporan mengatakan bahwa kasus ini terjadi karena diabaikannya gejala dalam beberapa tahun. Padahal, di negara asal pria itu, akses kesehatan gratis.

"Ini menggaris bawahi bahwa, terlepas dari kesadaran publik terhadap kanker kulit dan tindakan perawatan kesehatan secara ketat, kasus-kasus seperti ini masih dapat muncul dan menyelinap lewat jaring."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya