Liputan6.com, Jakarta Beberapa waktu yang lalu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta dihebohkan dengan ditemukannya 21 orang terjangkit antraks.
Terkait ditemukannya pasien antraks ini, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anung Sugihantono menyatakan tidak ada larangan untuk berkunjung ke Gunungkidul.
Baca Juga
"Kami ingin meningkatkan kewaspadaan tanpa membuat kepanikan. Jadi Ibu Bupati, bersama dengan Gubernur DIY, kami sepakat tidak ada larangan berkunjung ke Gunungkidul," kata Anung dalam konferensi pers di gedung Kemenkes, Kuningan, Jakarta pada Senin (20/1/2020).
Advertisement
"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam kerangka mengunjungi Gunungkidul, tapi kewaspadaan perlu ditingkatkan," Anung menambahkan.
Anung mengatakan, masyarakat tak perlu takut mengonsumsi kuliner seperti sate di Gunungkidul. Namun, pastikan bahwa daging yang digunakan berasal dari hewan yang sudah mendapatkan surat keterangan sehat.
Â
Saksikan juga video berikut:
Tak Ditemukan Kasus Baru Pasien Antraks di Gunungkidul
Kemenkes menyatakan, hingga Senin, 20 Januari 2020, belum dilaporkan pasien baru terkait antraks. Sebelumnya, dikabarkan pada akhir 2019, 21 orang ditemukan mengalami gejala dan pertanda klinis antraks.
Sementara itu, hewan terakhir yang mati dilaporkan pada tanggal 6 Januari 2020.
"Sampai dengan saat ini tidak ditemukan lagi kasus baru pasien antraks di Gunungkidul," kata Anung.
Anung menjelaskan terkait Kejadian Luar Biasa (KLB), kondisi ini sempat terjadi pada minggu ke 52 tahun 2019. Namun dia menjelaskan bahwa dalam bidang kesehatan, KLB berarti meningkatnya kasus pada satu tempat, pada periode yang sama dibandingkan periode sebelumnya.
"Jadi kalau ditanya sekarang masih KLB tidak, maka jawabannya tidak dalam konteks kasus. Karena kasusnya di tahun 2020 minggu atau minggu pertama, minggu kedua ini, sudah tidak ada kasus baru tentang antraks."
Advertisement