Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Cara Memilih Kontrasepsi yang Tak Pengaruhi Gairah Seks

Mungkin Anda pernah mendengar bahwa penggunaan kontrasepsi dapat mempengaruhi gairah seks.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 28 Jan 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2020, 21:00 WIB
Kondom
Ilustrasi Foto Alat Kontrasepsi Kondom (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Mungkin Anda pernah mendengar bahwa penggunaan kontrasepsi dapat mempengaruhi gairah seks. Sebenarnya tak ada salahnya, karena kebanyakan kontrasepsi memang untuk mencegah kehamilan sehingga dapat mengubah susunan hormon alami tubuh Anda.

Seperti disampaikan Dana Shanis, seorang dokter obgyn dan pendiri V Health and Wellness. Ia mengatakan, perubahan dorongan seksual bisa terjadi jika Anda memilih kontrasepsi hormonal seperti pil KB dan implant. 

"Kontrasepsi yang melepas hormon-hormon ini dapat memengaruhi gairah seks tersebut. Pil kombinasi juga diketahui menurunkan testosteron, hormon penggerak hasrat seksual," katanya, seperti dikutip Huffington Post.

Namun hal ini dibantah oleh Ashley Brant, seorang Obgyn di Cleveland Clilnic yang mengatakan kontrasepsi hormonal tidak memengaruhi libido sama sekali.

"Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa kurang dari 5 persen pengguna KB mengalami penurunan gairah seksual. Ini artinya sebagian besar wanita pengguna KB tidak memiliki efek samping," katanya.

Menurut Ashley, beberapa wanita bahkan merasa libido mereka meningkat saat menggunakan kontrasepsi. 

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

Cara memilih kontrasepsi

Alat Kontrasepsi Ayudi
Ilustrasi Foto Alat Kontrasepsi Ayudi (iStockphoto)

Direktur klinis di Melbourne IVF, rumah sakit Royal Women, Alex Polyakov, mengatakan sudah biasa melihat gairah seksual wanita meningkat dan menurun sepanjang siklus haid dan setelah mulai menggunakan kontrasepsi oral (pil KB). Namun sebenarnya wanita tak perlu khawatir karena ada kontrasepsi lain yang sama sekali tidak akan mempengaruhi hormon atau gairah seks.

"IUD misalnya, mengandung progesteron yang diklaim memiliki efek samping yang rendah dalam hubungannya dengan dorongan seksual. Jenis kontrasepsi ini juga biasanya tidak menekan ovulasi, sehingga hormonal tetap terjaga," katanya.

Opsi  lainnya, Brant mengatakan satu-satunya pilihan untuk menghindari efek samping terkait hormon adalah dengan memilih kontrasepsi non-hormonal. Kontrasepsi non-hormonal yaitu AKDR/IUD copper, kondom, diafragma, spermisida, dan abstinence. 

Tetapi sebagaimana yang ditekankan Polyakov, gairah seksual sendiri sangat rumit. "Selain membutuhkan kadar hormon tertentu, libido juga dapat dipengaruhi psikologis seseorang," ujarnya.

"Misalnya, ketika penggunaan IUD membuat kram dan perdarahan meningkat, gairah seksual juga ikut meningkat. Jika memilih kondom, orang cenderung tidak menginginkan seks." kata Polyakov.

Trauma serta masalah kesehatan mental juga memiliki peran terhadap gairah seksual seseorang. Selain itu, obat-obatan seperti anti-depresan juga berpengaruh.

Memilih Kontrasepsi yang Tepat

Prinsipnya, jika Anda merasa tidak cocok (memiliki efek yang tidak sesuai keinginan) dengan satu kontrasepsi setelah menggunakannya, Anda dapat segera menghentikannya. Sehingga para ahli mencatat beberapa orang mungkin perlu mencoba beberapa jenis kontrasepsi hingga akhirnya menemukan satu yang dirasa cocok (terutama tidak memengaruhi gairah seksual dan efek samping lainnya).

Shanis mengatakan kemungkinan akan memakan waktu beberapa minggu hingga neurotransmiter kembali normal jika libido menurun setelah menggunakan suatu jenis KB (misalnya pil).

"Pil juga memengaruhi aliran darah di vagina dan klitoris, sehingga gairah dan kemampuan untuk orgasme juga turut terpengaruh," katanya. "Kembali normalnya aliran darah biasanya terjadi dalam dua minggu."

Untuk lebih jelasnya, Anda dapat berkonsultasi langsung dengan dokter kandungan atau bidan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya