Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Suami Ingin Seks Dua Kali Sehari, Normalkah?

Ada banyak elemen yang mempengaruhi seks, seperti arahan, inisiasi, waktu, kegiatan, kecepatan, ritme, lokasi maupun suasana.

oleh Melly Febrida diperbarui 27 Jan 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2020, 21:00 WIB
Hubungan seks di dapur (iStockphoto)
Ilustrasi hubungan seks di dapur (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Ketika hasrat seksual suami menggebu-gebu, jangan kaget apabila menginginkan berhubungan intim dua kali dalam sehari. Normalkah seorang pria menginginkan seks sehari dua kali?

Terapis seks dan pelatih hubungan Jacqueline Hellyer mengatakan sebenarnya ketika berbicara seks itu tidak ada yang namanya normal atau tidak. Ada banyak elemen yang mempengaruhi seks, seperti arahan, inisiasi, waktu, kegiatan, kecepatan, ritme, lokasi maupun suasana.

"Sehingga jarang menemukan dua orang memiliki definisi normal yang sama persis. Dan setiap pasangan menghadapi tantangan dalam menciptakan kehidupan seks yang cocok untuk mereka berdua," kata Hellyer seperti dikutip Body and Soul.

 

Simak video menarik berikut ini:

Komunikasi adalah kunci

Hubungan seks
Ilustrasi hubungan seks (iStockphoto)

Body and Soul melakukan survei seks baru-baru ini dan menemukan 8% orang Australia berhubungan seks hampir setiap hari (5% berusia 50-an), dan 36% lainnya mengatakan mereka berhubungan seks 1-3 kali seminggu. Kemudian, 15% mengatakan mereka tidak pernah melakukan hubungan seks dan 20% berhubungan seks kurang dari setiap tiga bulan (32% untuk mereka yang berusia 50-an).

"Jadi untuk sekarang, lupakan kuantitasnya dan bicarakan tentang bagaimana, apa, dan mengapa," katanya.

Menurutnya antara pria dan wanita akan selalu berbeda dalam hal seks. Padahal, kunci untuk memiliki kehidupan seks yang hebat adalah menyadari diri sendiri dan menyadari pasangan. Mengelola dorongan seks yang tidak cocok pada masing-masing pasangan adalah bagian penting dari hubungan.

"Itu membutuhkan berbicara secara terbuka, tanpa perasaan berhak atau berkewajiban," ujar Hellyer.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya