Cek, 5 Benjolan Payudara Non-Kanker yang Sering Dialami Wanita

Sering kali wanita merasakan adanya benjolan di payudara dan mengangap bahwa hal tersebut merupakan tanda kanker payudara. Agar tidak salah pemahaman, Anda dapat memperhatikan hal di bawah ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Feb 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2020, 13:00 WIB
Payudara (iStock)
Ilustrasi warna puting payudara (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Benjolan payudara merupakan jaringan lain yang tumbuh di dalam payudara. Jika diraba, biasanya benjolan ini berisi cairan dan terasa padat. Meskipun sebagian besar benjolan ini bersifat jinak (non-kanker), tetapi benjolan tersebut bisa menjadi tanda kanker payudara.

Namun, Anda tak perlu risau. Pahami terlebih dahulu penyebab munculnya benjolan tersebut. Berikut ini adalah kondisi non-kanker yang dapat memicu timbulnya benjolan payudara:

1. Kista

Menurut Centers of Disease Control and Preventon (CDC), kista merupakan salah satu penyebab paling umum benjolan payudara. Kista mulai berkembang ketika cairan menumpuk di dalam kelenjar payudara. Perubahan hormon dapat meningkatkan ukuran kista dan akan terasa lebih menyakitkan di hari-hari sebelum menstuasi.

Menurut American Cancer Society, jika kista hanya diisi dengan cairan dan tidak mengkhawatirkan, biasanya dokter akan melakukan USG. Namun, jika Anda memiliki kista yang kompleks, yang mengandung komponen padat, akan dilakukan biopsi untuk mengingkirkannya. Hal ini sesuai dengan lansiran dari Shape.

Saksikan juga video menarik berikut:

2. Kondisi Payudara Fibrokistik

Kondisi tersebut merupakan penyebab utama benjolan pada payudara. Menurut the National Cancer Institute, sebagian wanita mengalami perubahan payudara fibrokistik dengan rasa nyeri pada payudara, benjolan payudara, dan puting susu yang sensitif serta gatal.

Jika mengalami hal tersebut, Anda dapat mengonsumsi obat penghilang rasa sakit dan menggunakan kompres panas atau dingin untuk membantu meringankan gejala. Menurut the National Institute, kondisi payudara fibrokistik tidak dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

3. Adenosis

Adenosis terjadi ketika lobulus payudara, kelenjar yang memproduksi ASI, membesar dan terdapat lebih banyak kelenjar daripada biasanya. Ketika lobulus berdekatan, mereka akan terasa seperti benjolan di payudara. Dalam kasus ini, akan sulit untuk membedakan adenosis dari kanker. Oleh karena itu, Anda dapat menghubungi dokter untuk memastikannya dan mendapatkan penanganan medis yang sesuai.

4. Fibroadenoma

Fibroadenoma merupakan benjolan yang terasa padat, halus, kencang, dan non-kanker (jinak) yang paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 20 sampai dengan 30 tahunan. Fibroadenoma akan semakin terlihat pada wanita pascamenopause yang menggunakan terapi hormon.

Fibroadenoma memiliki ukuran yang bervariasi dan dapat tumbuh di mana saja pada jaringan payudara. Benjolan ini tidak terasa nyeri dan tidak akan mengganggu aktivitas sehari-hari Anda. Hal ini seperti yang dilansir dari Johns Hopkins Medicine.

5. Nekrosis Lemak

Nekrosis lemak merupakan kondisi di mana benjolan tidak terasa nyeri, bundar, dan keras yang disebabkan oleh jaringan lemak yang rusak dan terurai dalam jaringan payudara. Kondisi ini sering terjadi pada wanita dengan payudara yang sangat besar atau mengalami memar payudara.

Jika mengalami kondisi seperti ini, Anda dapat menemui tenaga medis profesional. Mereka akan mengawasi benjolan melalui beberapa siklus menstruasi dan bisa saja melakukan mammogram sebelum mengambil tindakan lainnya. Benjolan ini juga non-kanker dan tidak dapat meningkatkan risiko kanker.

 

 

Penulis: Salsabila Fauziah Rahman

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya