Liputan6.com, Jakarta Penyemprotan disinfektan menjadi salah satu cara pemerintah dan warga Indonesia untuk mencegah penyebaran virus corona penyebab COVID-19 di tempat-tempat publik.
Namun, dokter Ari Fahrial Syam, spesialis penyakit dalam menegaskan bahwa strategi ini harus disertai dengan pembatasan aktivitas manusia di luar ruangan agar benar-benar bisa efektif mencegah COVID-19.
Baca Juga
"Ketika orang hanya ada di rumah, disinfektan ini akan efektif karena tidak ada pencemaran lagi," kata Ari beberapa waktu lalu, ditulis Minggu (29/3/2020).
Advertisement
Dalam temu media secara daring, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengatakan bahwa suatu daerah tetap bisa tercemari lagi meski pun sudah dilakukan penyemprotan disinfektan.
"Ketika satu daerah didisinfektan kemudian nanti dalam satu dua hari ramai lagi orang di situ, menempel lagi tangan disentuh di dinding segala macam, akhirnya infectious lagi daerah tersebut," ujarnya.
Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini
Konsisten dan Rutin
Sehingga Ari mengatakan, sesudah suatu tempat diberikan disinfektan, tidak ada lagi orang yang berada di area tersebut.
"Jadi efektif adalah setelah disinfektan sudah selesai. Tidak ada lagi orang lagi yang masuk situ. Itu kalau mau dibilan disinfektan efektifnya bagaimana," kata Ari.
Selain itu, penyemprotan disinfektan juga harus dilakukan secara rutin dan konsisten apabila metode tersebut ingin dilakukan. "Konsisten yang penting. Jadi secara reguler disinfektan," katanya.
Walaupun begitu Ari menegaskan bahwa yang terpenting dalam pencegahan COVID-19 adalah dengan tetap menjaga jarak satu sama lain serta berada tetap di dalam rumah. Sia-sia saja apabila penyemprotan disinfektan tidak disertai dengan adanya penerapan strategi pencegahan virus corona yang lain.
Advertisement