Liputan6.com, Jakarta Beberapa waktu lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump sempat melontarkan penyuntikan disinfektan ke tubuh untuk mengobati infeksi virus corona penyebab COVID-19.
Meskipun tak lama kemudian Trump mengatakan bahwa pernyataan tersebut adalah sarkas, tampaknya ada beberapa masyarakat yang masih penasaran akan efek penyuntikan disinfektan ke tubuh dan dampaknya bagi COVID-19.
Baca Juga
Hal tersebut diketahui dari adanya peningkatan panggilan ke nomor darurat di Amerika Serikat selama beberapa hari terakhir. Banyak warga yang bertanya soal efek disinfektan.
Advertisement
"Kami telah menerima beberapa telepon mengenai pertanyaan soal penggunaan disinfektan dan COVID-19," tulis Maryland Emergency Management Agency seperti dikutip dari Metro pada Rabu (29/4/2020).
"Ini adalah pengingat bahwa dalam keadaan apa pun produk disinfektan manaa pun tidak boleh diberikan ke dalam tubuh melalui injeksi, konsumsi, atau cara lain," tambah agensi kondisi darurat tersebut.
Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini
Peringatan Para Pakar Kesehatan
Selain itu, New York Poison Control Center dilaporkan menerima 30 telepon dan pertanyaan seputar penggunaan Lysol, pemutih, dan pembersih rumah tangga. New York Daily News melaporkan, tidak satu pun dari penelepon tersebut yang membutuhkan perawatan medis.
Dikutip dari Aljazeera, Direktur Kesehatan Masyarakat Illinois Dr. Ngozi Ezike juga melaporkan fenomena tersebut. Dia mengatakan beberapa warga bertanya apakah mereka bisa membunuh kuman dengan mencuci hidung dan berkumur menggunakan campuran pemutih dan obat kumur.
"Untuk memperjelas, disinfektan tidak dimaksudkan untuk ditelan baik melalui mulut, telinga, dihirup dengan berbagai cara atau bentuk apa pun," kata Komisioner Kesehatan New York Oxiris Barbot.
"Melakukan itu bisa menempatkan orang pada risiko besar," kata Barbot seperti dikutip dari LAD Bible.
Presiden dari American Medical Association Patrice Harris juga menyayangkan pernyataan Trump. "Orang-orang tidak boleh menelan atau menyuntikkan pemutih maupun disinfektan," ujarnya.
Advertisement