Liputan6.com, Jakarta - Industri susu Prancis mengalami penurunan tajam sejak masa pandemi COVID-19. Sebagai aksi patriotik menolong industri tersebut, warga Prancis diminta makan lebih banyak keju.
Penjualan keju telah turun sebanyak 60 persen sejak pembuat keju tidak bisa lagi menjual ke restoran. Pasar terbuka pun terpaksa tutup selama pandemi, kata France Terre de Lait, salah satu industri susu Prancis, seperti dilansir New York Post.
Baca Juga
Industri susu menyerukan kepada warga untuk makan keju sebagai bentuk solidaritas dengan produsen Saint-Nectaire, Reblochon, Cantal, dan Camembert. Kampanye ini dijuluki "Fromagissons" atau "Mari kita bertindak untuk keju."
Advertisement
"Situasinya kritis dan membutuhkan peningkatan konsumsi yang cepat," kata Damien Lacombe, presiden perusahaan susu Sodiaal dikutip New York Post.
Selama lockdown, konsumen menghindari makanan seperti keju tradisional dan lebih membeli produk susu kemasan, mentega, dan krim.
Simak Video Berikut Ini:
Keju Segera Kedaluwarsa
Ada surplus keju besar-besaran di bulan April, menurut Michel Lacoste, presiden CNAOL, dewan nasional pemasok susu.
Dari 2.000 ton keju yang seharusnya terjual selama bulan itu, 1.500 tetap tidak terjual. Jika tidak didistribusikan pada 11 Mei, keju akan kedaluwarsa, katanya.
Panggilan patriotik serupa juga bergema di Belgia. Pekan lalu warga diminta untuk makan lebih banyak kentang goreng guna membantu mengurangi surplus kentang besar-besaran yang disebabkan oleh pandemi.
Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe mengumumkan rencana nasional untuk secara bertahap membawa negara itu keluar dari lockdown selama enam minggu mulai 11 Mei untuk membendung risiko keruntuhan ekonomi.
Advertisement