Kasus Sembuh COVID-19 di 13 Provinsi Tinggi, Jubir Yuri Ungkap Penyebabnya

Angka sembuh COVID-19 di 13 provinsi tinggi, Jubir Achmad Yurianto mengungkap penyebabnya.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 02 Jul 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2020, 14:00 WIB
Achmad Yurianto
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 di Indonesia, Achmad Yurianto saat konferensi pers Corona di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (12/6/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengungkapkan penyebab angka kasus sembuh COVID-19 cukup tinggi terjadi di beberapa provinsi Indonesia.

Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 pada 1 Juli 2020 mencatat, ada 13 provinsi dengan angka kasus sembuh di atas 70 persen. Diketahui angka rata-rata kesembuhan COVID-19 di dunia berada pada 54,23 persen.

Ke-13 provinsi dengan angka sembuh tinggi antara lain, Sumatera Barat (81,1 persen), Riau (73,5 persen), Bengkulu (71,2 persen), Lampung (79,3 persen), Bangka Belitung (86,8 persen), Kepulauan Riau (81,6 persen), dan Daerah Istimewa Yogyakarta (85,3 persen).

Kemudian angka kasus sembuh COVID-19 ada di Kalimantan Barat (81,9 persen), Kalimantan Timur (73,7 persen), Kalimantan Utara (75,5 persen), Sulawesi Tengah (82,3 persen), Gorontalo (80,2 persen), dan Sulawesi Barat (72,8 persen).

"Pertama-tama kita harus melihat angka akumulasi rata-rata dari keseluruhan provinsi ini. Dan memang banyak sekali yang sudah sembuh," ujar Yuri saat sesi talkshow Melewati Bulan Ke-4: Makin Banyak Yang Sembuh Dari COVID-19? di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (2/7/2020).

"Banyak yang sembuh dari COVID-19 kenapa? Karena memang satu, perawatannya lebih bagus. Ini menjadi fokus perhatian rumah sakit di dalam memberikan perawatan kepada pasien. Bahwa perawatan di rumah sakit menjadi lebih baik."

 

 

Layanan Perawatan dan Respons Masyarakat

FOTO: Penerapan Protokol Kesehatan COVID-19 di Mal Ibu Kota
Pengunjung mengenakan masker dan menerapkan jaga jarak aman saat naik eskalator di salah satu mal di Jakarta, Senin (16/6/2020). Di tengah pandemi virus corona COVID-19, warga diminta menerapkan protokol kesehatan yang berlaku. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Yuri melanjutkan, kalau kita melihat beban layanan rumah sakit, salah satu indikatornya adalah tingkat hunian rumah sakit yang tempat tidurnya masih sangat memenuhi. Rata-rata nasional tempat tidur terisi sekitar 55,6 persen.

"Artinya, sumber daya yang ada, baik tenaga kesehatan dan sebagainya bisa memberikan layanan perawatan secara optimal. Mereka jadi tidak terlalu capek. Bisa lebih dari 70 - 80 persen kualitas layanannya," lanjutnya.

Penyebab angka kasus sembuh COVID-19 tinggi lain terkait kedisiplinan masyarakat dan respons terhadap COVID-19.

"Kita sudah melihat bahwa masyarakat semakin bagus merespons, sehingga yang masuk rumah sakit pada umumnya adalah kasus-kasus yang ringan dan sedang, yang enggak sampai berat," tambah Yuri yang juga Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan.

"Kemudian untuk kelompok-kelompok rentan, mereka sudah betul-betul menyadari bahwa mereka harus dilindungi, sehingga yang jatuh menjadi sakit adalah kelompok dengan riwayat penyakit komorbid juga relatif lebih sedikit."

Dengan demikian, lanjut Yuri, faktor-faktor di atas menjadi faktor angka sembuh COVID-19 semakin banyak. Walaupun begitu memang tidak akan bisa cepat (sembuh) karena ada proses penyembuhan.

"Jadi tidak mungkin hari ini masuk (rumah sakit), terus besok sudah sembuh. Itu sangat tidak mungkin," pungkas Yuri.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya