Flu Babi G4 Tidak Ditemukan di Indonesia

Kementerian Pertanian mengungkapkan berdasarkan data dan informasi yang dihimpun tidak ada jejak flu babi G4 di Indonesia.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 13 Jul 2020, 22:00 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2020, 22:00 WIB
Ilustrasi hewan babi
Flu babi G4 (Foto: Ilustrasi)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah sudah mencari jejak virus flu babi baru G4 EAH1N1 di Indonesia. Berdasarkan data dan informasi di Kementan, virus flu babi baru G4 EA H1N1 ini belum pernah ditemukan di Indonesia seperti disampaikan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita.

Dari beberapa sampel virus flu babi yang pernah ditemukan di Indonesia, setelah diperiksa berbeda dengan virus flu babi baru ini. Meski begitu, bukan berarti kita lengah, waspada tetap perlu.

"Kami telah membuat Surat Edaran tentang Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Galur Baru Virus Flu Babi H1N1 (G4 EA H1N1). Surat edaran ini mengajak semua pihak terkait untuk meningkatkan kerjasama, mewaspadai, dan menyiapkan rencana kontingensi kemungkinan masuk dan munculnya G4 EA H1N1 di Indonesia,” katanya dalam seminar online yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian pada Jumat (10/7/2020) seperti mengutip Sehat Negeriku.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto yang juga ada dalam acara ini mengatakan pemerintah berkewajiban memberikan informasi yang tepat tentang virus flu babi yang baru ini untuk meningkatkan pemahaman dan kewaspadaan. Hal ini penting baik bagi para petugas kesehatan dan kesehatan hewan, juga untuk masyarakat umum.

Kementerian Kesehatan juga telah menerbitkan Surat Edaran tentang Kewaspadaan Terhadap Galur Baru Virus Flu Babi H1N1 (G4 EA H1N1) yang disampaikan kepada seluruh Dinas Kesehatan Provinsi dan satuan kerja kesehatan terkait lainnya di seluruh Indonesia.

 

Saksikan juga video berikut ini:

WHO Terus Memonitor

Dalam webinar ini juga ada Prof Tjandra Yoga Adhitama, yang merupakan Direktur CDC WHO SEARO, yang sempat menjabat sebagai Kepala Pusat BDTK Litbangkes, mengatakan WHO terus memonitor perkembangan virus ini.

“WHO sendiri terus melakukan monitoring terhadap perkembangan G4 ini sendiri karena sebenarnya virus H1N1 G4 ini dilaporkan sejak tahun 2016 dan CDC juga terus melakukan monitoring terhadap pekembangan virus tipe G4 ini. Yang penting kita tetap melakukan kewaspadaan dan tindakan pencegahan mulai dari hulu, yaitu pencegahan pada hewan khususnya babi,” ucap Tjandra.

Sebeumnya dilaporkan dalam jurnal berjudul Prevalent Eurasian avian-like H1N1 swine influenza virus with 2009 pandemic viral genes facilitating human infection, disebutkan babi dianggap sebagai inang penting untuk menghasilkan virus pandemi influenza.

Flu babi jenis baru ini berpotensi menjadi pandemi telah diidentifikasi di Tiongkok oleh para ilmuwan. Flu babi ini baru-baru ini muncul dan dibawa oleh babi, tetapi dapat menginfeksi manusia.

Para peneliti khawatir bahwa virus flu babi tersebut dapat bermutasi lebih lanjut, sehingga dapat menyebar dengan mudah dari orang ke orang dan memicu wabah pandemi global. 

Penelitian yang dipublikasikan pada 28 April 2020 menunjukkan, virus G4 EA H1N1 punya peningkatan infektivitas manusia. Artinya, peluang adaptasi virus pada manusia dapat terjadi. Virus EA H1N1 mengalami peningkatan keragaman genetik sejak 2013.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya