Dirjen WHO Berharap Pandemi COVID-19 Berakhir Kurang dari 2 Tahun

Pandemi COVID-19 juga disertai dengan kemajuan teknologi dan koneksi berbeda dengan situasi saat pandemi Flu Spanyol.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 24 Agu 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2020, 21:00 WIB
Kepala WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus (AFP)
Kepala WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus (AFP)

Liputan6.com, Jenewa - Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus berharap agar pandemi COVID-19 bisa berakhir kurang dari dua tahun.

Hal tersebut disampaikan Tedros dalam konferensi pers WHO di Jenewa pada Jumat, 21 Agustus 2020, usai mendapatkan pertanyaan mengenai perbandingan antara pandemi Flu Spanyol dengan COVID-19.

Dikutip dari siaran di kanal Youtube resmi WHO pada Senin, 24 Agustus 2020, Tedros membandingkan pandemi Flu Spanyol membutuhkan waktu dua tahun untuk berakhir. Namun, saat ini, ada perbedaan dari sisi teknologi dan koneksi.

"Tentu dengan konektivitas yang lebih banyak, virus ini punya kesempatan lebih besar untuk menyebar. Itu bisa bergerak cepat karena kita lebih terkoneksi sekarang," kata Tedros.

Namun, Tedros menegaskan bahwa di saat yang sama, saat ini teknologi dan pengetahuan untuk menghentikan pandemi juga sudah tersedia. Sehingga diharapkan, ini juga menjadi kelebihan dunia dalam menghadapi COVID-19.

"Jadi kami berharap pandemi ini selesai kurang dari dua tahun," kata mantan Menteri Kesehatan Ethiopia tersebut.

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini

Belajar Mengendalikan dan Mengelola Virus

Dirjen WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Dirjen WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus. Dok: Twitter @WHO

"Apalagi jika kita bisa menarik usaha kita bersama dan dengan persatuan nasional, solidaritas global itulah kuncinya."

"Dengan memanfaatkan alat yang tersedia secara maksimal dan kita berharap akan memiliki alat tambahan seperti vaksin, saya pikir kita bisa menyelesaikannya dalam waktu yang lebih singkat ketimbang flu tahun 1918."

Pada pembukaan konferensi pers tersebut sebelumnya, Tedros juga mengatakan bahwa meski beberapa negara menunjukkan tren penurunan kasus, namun kemajuan ini "bukan berarti kemenangan."

Ia mengatakan, kebanyakan orang tetap rentan terhadap virus sehingga penting bagi negara-negara untuk bisa dengan cepat mengidentifikasi dan mencegah klaster, untuk mencegah penularan komunitas dan potensi pembatasan kegiatan lainnya.

"Vaksin akan menjadi alat yang vital dan kita berharap bisa mendapatkannya secepat mungkin. Namun tidak ada jaminan bahwa kita akan memilikinya dan meski kita memiliki vaksin, itu tidak akan mengakhiri pandemi dengan sendirinya," katanya seperti dikutip dari laman resmi WHO.

"Kita semua harus belajar mengendalikan dan mengelola virus ini dengan alat yang kita miliki sekarang dan membuat penyesuaian pada kehidupan kita sehari-hari, yang dibutuhkan untuk menjaga diri kita dan satu sama lain tetap aman."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya