Penyintas Kanker Paru: Pandemi Bikin Dilema, Mau ke RS Takut Tapi Harus Berobat

Pengobatan yang harus tetap dijalani pasien kanker paru membuat mereka merasa dilema karena situasi pandemi

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 31 Agu 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2020, 14:00 WIB
kanker paru-paru
Waspada, gaya hidup yang tidak teratur saat ini dapat membuat kanker paru-paru berkembang lebih cepat. (Foto: unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Terdampaknya layanan kesehatan saat pandemi juga membuat pasien kanker paru merasa khawatir dan dilema. Padahal, pengobatan mereka harus tetap berlanjut.

Hal ini disampaikan oleh Megawati Tanto, Koordinator Kanker Paru untuk Cancer Information and Support Center (CISC) yang juga penyintas dari kanker paru tersebut. "Selama pandemi pasti kita ada rasa takut kalau ke rumah sakit," ujarnya ditulis Minggu (30/8/2020).

"Dokter juga menganjurkan bahwa kalau hanya untuk kontrol boleh ditunda atau lewat WA tapi kalau untuk kemoterapi harus ke rumah sakit," kata Mega dalam sebuah seminar daring beberapa waktu lalu.

"Jadi masalah COVID ini benar-benar dilema. Mau ke rumah sakit takut tapi harus treatment," 

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini

Dilema Tak Hanya pada Pasien

ilustrasi paru-paru/credit pixabay/kalhh
ilustrasi paru-paru/credit pixabay/kalhh

Dokter spesialis paru Sita Laksmi Andarini juga sependapat dengan Mega. Menurutnya, perasaan dilema tak hanya dirasakan oleh pasien kanker paru saja.

"Semua dilema. Orang sehat dilema apalagi untuk penderita kanker dan juga untuk tenaga kesehatan," kata Sita yang juga Wakil Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Perhimpunan Dokter Paru Indonesia itu pada kesempatan yang sama.

Maka dari itu, yang bisa dilakukan saat ini adalah dengan menjaga kesehatan sebaik mungkin dan tetap menjalankan protokol kesehatan seperti cuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak.

"Jaga kesehatan dengan tetap exercise ringan. Yang paling penting adalah menjaga mood dan tetap semangat," pungkasnya.

Sita menambahkan, pengobatan bagi pasien kanker harus tetap dilanjutkan dengan menaati berbagai protokol kesehatan tersebut. Sementara, untuk kontrol, pasien boleh menggunakan metode jarak jauh.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya