Liputan6.com, Jakarta Keberhasilan pembangunan pemuda menjadi salah satu kunci sukses dalam memanfaatkan bonus demografi. Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
“Sebagai generasi penerus bangsa, pemuda harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, karakter, dan jiwa patriotisme,” ujar Muhadjir saat Dialog Nasional Pemuda Tahun 2020, ditulis Rabu (28/10/2020).
Advertisement
Bekal pengetahuan dan keterampilan, lanjut Muhadjir, sangat diperlukan pemuda.
"Sehingga pada tahun 2030 mendatang, Indonesia benar-benar akan mencapai bonus demografi. Harapannya, jumlah angkatan kerja yang nanti diprediksi mencapai 71 persen akan diisi oleh sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing," lanjutnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah pemuda di Indonesia sebanyak 64,19 juta jiwa atau 24,02 persen dari total penduduk. Dalam hal ini, satu di antara empat orang Indonesia adalah pemuda.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Kemajuan Pembangunan Pemuda
Muhadjir menerangkan, salah satu alat ukur untuk menilai kemajuan pembangunan pemuda di Indonesia ialah melalui Indeks Pembangunan Pemuda (IPP).
Penilaian IPP didasari atas 15 indikator yang masing-masing dikelompokkan dalam lima domain, yaitu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, lapangan dan kesempatan kerja, partisipasi dan kepemimpinan, serta gender dan diskriminasi.
“Capaian IPP kita masih sangat rendah, hanya 51,50 pada tahun 2018. Bahkan pada 2017, Indonesia hanya menduduki peringkat ke-7 untuk Youth Development Index (YDI) Asean. Artinya, kita hanya lebih baik dari tiga negara yaitu Thailand, Kamboja, dan Laos,” ungkap Muhadjir dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com.
Kendati demikian, pembangunan pemuda tidak hanya terkait dengan IPP, namun juga dalam rangka pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goal’s (SDG’s) yang sudah dicanangkan melalui Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2015.
Advertisement
Layanan Kepemudaan
Menilik capaian IPP Indonesia, Muhadjir menegaskan, seluruh pemangku kepentingan dapat bersinergi dalam layanan kepemudaan.
Isu kepemudaan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2020-2024, masuk ke dalam agenda pembangunan ketiga, yaitu meningkatkan SDM yang berkualitas dan berdaya saing serta agenda pembangunan ke empat, yakni revolusi mental dan pembangunan kebudayaan.
“Melihat capaian IPP kita, baik di tingkat nasional, Asean, dan global, serta 13 tujuan prioritas SDG’s, maka sudah waktunya seluruh pemangku kepentingan baik kementerian/lembaga, pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan juga masyarakat turut berkolaborasi dan bersinergi dalam layanan kepemudaan,” tutur Muhadjir.
"Adanya kolaborasi dan sinergi antar pemangku kepentingan diharapkan akan mampu mengejar ketertinggalan dalam pembangunan kepemudaan."
Muhadjir juga meminta capaian IPP dan SDG’s terbaru untuk tahun 2019 dapat dijadikan bahan evaluasi untuk meningkatkan layanan dalam pembangunan kepemudaan.
Infografis Subsidi Gaji Pekerja Biar Apa?
Advertisement