Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo menjamu Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga beserta rombongan di Istana Bogor, Jawa Barat. Tak ada pramusaji yang membawakan makanan ke ruang makan. Seluruh tamu negara mengambil makanan sendiri.
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menuturkan, persiapan jamuan PM Yoshihide yang berkunjung pada 20 Oktober 2020 dilakukan secara matang. Makanan hingga peralatan makan sudah tersedia tatkala Jokowi, PM Yoshihide dan rombongan masuk ke ruang makan.
Advertisement
"Saat dinner (makan malam), kami tidak ada penyaji yang masuk ke dalam ruang makan di Ruang Garuda di Istana Bogor. Jadi, kami sudah siapkan semuanya, 1,5 jam sebelumnya. Piring-piring sudah kami sterilkan dan siapkan," cerita Heru saat dialog virtual Sekretariat Presiden Menyapa di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (27/10/2020).
"Ketika Bapak Presiden bersama Perdana Menteri Suga dan rombongan masuk ke ruang makan, tidak ada siapapun orang yang menyajikan. Bahkan bagian protokol dan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) tidak ada. Kosong."
Memasuki ruang makan, piring, cangkir, sendok, dan peralatan makan berada di tempat pemanas sterilisasi. Para tamu negara pun mengambil sendiri peralatan makan.
"Semua sendok dan garpu berada di tempat sterilisasi. Beliau-beliau (PM Yoshihide dan rombongan) ini mengambil sendiri. Jadi, benar-benar steril. Makanan pun sudah kami siapkan dengan pemanas yang terus menyala," ujar Heru.
"Menunya sesuai dengan yang disampaikan, ada soto, sop dan lainnya. Dan itu kami panaskan terus-menerus. Selain itu, ada penyekat akrilik di depan (meja) masing-masing."
Â
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Jamuan yang Berbuah Senyum
Jamuan makan dengan mengambil sendiri makanan, menurut Heru, mungkin tidak dialami rombongan PM Yoshihide saat berkunjung ke Vietnam. Sebelum ke Indonesia, Yoshihide melakukan kunjungan ke Vietnam.
"Tapi mereka merasa nyaman. Mungkin bisa diikuti oleh kementerian lain ketika menjamu tamu atau pejabat negara. Yang pasti menu makanan sudah disiapkan dan tidak yang menyajikan. Kan biasanya ada yang menyajikan," ujarnya.
"Di ruangan makan itu cukup Bapak Presiden, Perdana Menteri Jepang, dan rombongan terkait. Dan ternyata tamu itu senyum, sambil bilang, 'Oh ya ya berarti bisa juga Saya ngambil (makanan) sendiri.' Kira-kira begitu. Tidak perlu harus dilayani."
Agar tamu negara tahu posisi makanan yang harus diambil lebih dulu, Heru dan tim mengirimkan video singkat, bagaimana tata cara dinner di Istana Negara.
"Kami memvideokan tata cara dinner, apa yang diambil dulu, apa yang dimakan dulu, dan ngambilnya bagaimana. Itu sudah kita kirimkan satu hari sebelumnya. Masing-masing menteri dan Perdana Menteri Suga juga harus melihat (video) itu," terang Heru.
"Karena tidak ada yang memberikan briefing lagi. Ya, harus dlihat dan menghapalkan. Dalam video juga sudah disebutkan nomor menu makanan. Nomor satu, misalnya, menunya sop, bahasa Jepangnya apa, makanan ini apa bahasa Jepangnya apa, dan seterusnya."
Advertisement
Pertemuan Khidmat dengan Jaga Keselamatan
Menyimak cara menjamu tamu PM Yoshihide, Direktur Protokol Kementerian Luar Negeri Akio Alvino Tamala mengungkapkan, protokol kesehatan harus tetap dilakukan saat menerima kunjungan tamu negara di masa pandemi COVID-19.
"Protokol terhadap tamu negara mencakup aturannya ini memastikan acara berlangsung tertib, lancar, dan aman. Kami bekerja sama dengan Sekretariat Presiden dan protokol istana untuk berusaha mengikuti perkembangan yang ada, termasuk protokol kesehatan," ujar Alvi.
"Kami sangat memerhatikan ini karena bagaimana pun kita serius dalam penanganan COVID-19. Alhamdulillah, semua berjalan baik dengan aturan yang ditetapkan dalam menyambut tamu. Kita sendiri juga menjamin keselamatan para pejabat."
Pertemuan kenegaraan di tengah pandemi COVID-19 tetap khidmat sekaligus terjaga kesehatan dan keselamatan.
"Kita salah satu negara yang menerima kunjungan tamu kenegaraan secara tatap muka. Yang penting esensinya adalah acara-acara tersebut tetap khidmat dan mempertahankan kehormatannya, sekaligus terjaga keselamatan dan kesehatan," tutup Alvi.
Infografis Komunikasi Publik Buruk dan Teguran Jokowi
Advertisement